Vaksinasi dan Pelayanan Kesehatan Terbatas Tim Gabungan MARCO-19 Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) Di Pulau Gili Raja, Madura

Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) melalui kegiatan MARCO-19 menghasilkan peningkatan penambahan 86 orang tervaksinasi di pulau Gili Raja, Madura per tanggal 12 Oktober 2021. Peningkatan ini harus melalui proses yang tidak mudah, 28-29 September 2021 kapal berlayar menuju Pulau Gili Raja yang dilaporkan hanya memiliki tingkat vaksinasi 7,8%. Banyak hoax yang tak karuan menyebar di kalangan masyarakat.
Edukasi cukup terkendala dikarenakan masyarakat relatif memegang teguh hoax yang beredar. Dalam edukasi diperlukan jawaban detail, bisa difahami, dan tepat sasaran dari tim gabungan untuk menyingkirkan stigma-stigma buruk terkait vaksinasi di masyarakat.
“Kami mendatangi perkumpulan warga dimana saat itu terdapat pertandingan sepakbola tetapi tidak satupun yang memakai masker. Kami mencoba berbicara didepan mic namun mendapatkan sorakan oleh masyarakat satu lapangan karena ketidakpercayaan terhadap vaksin. Cukup sulit tapi merupakan pengalaman tak terlupakan” penjelasan oleh dokter Erlyta penanggung jawab Pulau Gili Raja.
Program ini dijalankan oleh tim gabungan MARCO-19 yang terdiri dari staf pengajar, mahasiswa dan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Staff pengajar dan Alumni yang terlibat adalah dr Akhyar Sp.An, dr Agus Sp.B, dr Timang (PPDS Obsgyn), dr Erwin (PPDS Bedah), dr Radin (PPDS Bedah) dan dr Pirhot (PPDS Anastesi). Sedangkan Alumni FK UNAIR yang turut serta dr Sherly Yolanda, dr Pandit Bagus, dr Sandilino Putra, dr Neisya Intan, dr Erlyta Zulfaizah, dr Siti Nurul, dr Faradila Budi dan dr Kadek Dhanya.
Selain tim gabungan, berkolaborasi dengan tim dari Puskesmas dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pulau Gili Raja dalam program persuasi, vaksinasi dan pelayanan kesehatan. Salah satu strategi untuk membujuk masyarakat melakukan vaksinasi adalah dengan memperlihatkan para pejabat desa melakukan vaksinasi di depan masyarakat. Dikarenakan terhambatnya vaksin di pulau ini adalah pejabat yang juga tidak percaya terhadap vaksin. Respon masyarakat berbagai macam. Terdapat perkumpulan ibu-ibu arisan yang tertegun mendengar banyak informasi baru dari relawan.
“Kami cukup kesusahan melakukan edukasi di Pulau Gili Raja karena Kepala Desa yang juga yakin bahwa Pulau Gili Raja aman dan terhindar dari COVID19, sehingga juga menolak untuk mendapatkan vaksinasi” ungkap dokter Erlyta.

Didapatkan 25 sample dari Gili Raja untuk dilakukanya penelitian terkait perspektif masyarakat madura terhadap Vaksin. Selain edukasi, vaksinasi, dan penelitian juga terdapat pelayanan kesehatan. Pelayanan Kesehatan dibantu oleh para dokter spesialis Obgyn, Bedah serta Anastesi. Hari pertama didapatkan 2 kasus obgyn, 8 kasus bedah. Hari kedua didominasi kasus Lipoma dan Hernia.
Tambahan 86 orang yang telah divaksin diharapkan menjadi tauladan bagi masyarakat Gili Raja bahwa hoax yang beredar tidak benar. Pengalaman di pulau-pulau sebelumnya jika sudah ada Sebagian masyarakat yang mau vaksin maka sisanya relatif lebih mudah. LSM sangat membantu roda edukasi vaksinasi di Pulau Gili Raja. Bapak Korim sebagai Koordinasi dan beranggotakan perwakilan terbaik dari berbagai komunitas, LSM meneruskan penggalakan vaksinasi dan pemberantasan Hoax berkelanjutan setelah RSTKA mendatangi Pulau Gili Raja.
Penulis: Dinda Dwi Pratiwi dan Pandit Bagus Tri Saputra