Dasar pemikiran pembentukan Masyarakat Ilmiah Kedokteran Indonesia (MIKI) di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, tidak terlepas dari realitas bahwa perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (Iptek-dok) di Indonesia masih memprihatinkan jika dibandingkan dengan perkembangan Iptek-Dok global. Kemampuan ilmiah dalam memahami dan menguasai perkembangan Iptek-Dok global masih kurang. Padahal kemampuan ilmiah tersebut sangat diperlukan, baik bagi pengembangan maupun pengguna Iptek-Dok.
Rendahnya kemampuan ilmiah inilah merupakan masalah serius yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Sebab bila masalah ini tidak segera dipecahkan, dikahawatirkan pada abad 21 perkembangan Iptek-Dok di Indonesia akan semakin jauh tertinggal. Pada kondisi yang demikian inilah maka sumber daya manusia (SDM) dibidang kedokteran semakin tidak mapu berkompetisi dengan SDM negara maju. Pembinaan pola pikir imiah merupakan pilihan dasar untuk meningkatkan kualitas kemampuan imiah, sehingga kemampuan imiah ini yang diharapkan dapat menghasilkan terobosan bari dalam bentuk kosep, teori, dan teknologi dibidang kedoteran. Dengan kemampuan ilmiah yang handal, maka SDM keddokteran Indonesia diharapkan tidak saja mapu memahami dan menguasai perkembangan Iptek-Dok dunia.
Banyak faktor terkait dengan timbulnya masalah tersebut. Namun setidaknya terdapat dua faktor utama yang perlu diidentifikasi agar masalah ketertinggalan di bidang Iptek-Dok tersebut dapat segera diatasi. Faktor pertama, orientasi pengembangan Iptek-Dok dimas lalu yang lebih terfokus pada upaya pemerataan pelayanan kesehatan dengan berdasarkan paa Iptek-Dok yang ada saat itu. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama, sehingga tanpa disadari melupakan kualitas pelayanan kesehatan yan berdasar pada kemajuan Iptek-Dok dunia yang berkembang sangat pesat. Faktor kedua, adalah suasana kondusif untuk membina pola pikir ilmiah, terutama untuk mengembangkan Iptek-Dok melalui penelitian yang kurang terbina dengan baik. Pada faktor kedua inilah yang ikut melatarbelakangi lahirnya program riset pembinaan Iptek-Dok (Risbin-Iptek-Dok) dan riset pembinaan kesehatan Risbinkes).
Kedua faktor tersebut, terutama faktor kedua, merupakan keterbartasan yang harus segera diperbaiki, mengingat suasana kondusif sangat diperlukan untuk memperbaiki pembinaan pola pikir ilmiah, baik melalui kajian maupun penelitian. Adalah sangat bijak apabila mampua memecahkan masalah yang dihadapi dunia kedokteran tanpa harus saling menyalahkan. Karena itulah pemikiran terhadap konsep untuk menumbuhkembangkan Masyarakat Ilmiah Kedokteran (MIKI) merupakan konsep solusi yang tepat. Secara konseptual, masyarakat ilmiah kedokteran merupakan kelompok anggota masyarakat yang menjunjung tinggi paradigma ilmiah dan menumbuhkembangkan kemampuan ilmiah untuk mengembangkandan memanfaatkan Iptek-Dok secara maksimal bagi kesejahteraan dunia. Sehingga sifatnya Ilmiah murni. Bebas dari persoalan SARA (Suku Agama Ras dan Antar golongan), bebas dari aliran-aliran kepercayaan, bebas dari politik. Dengan demikian pada komunitas masyarakat dengan kualifikasi demikian akan selalu terjadi dialog ilmiah dalam arti science dalam bentuk kajian dan penelitian untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkan kualitas pemanfaatan Iptek Kedokteran.
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan ilmiah itu, dipandang perlu tersedianya sarana fisik dan penunjang lain yang representatif. Fasilitas fisik itu terwujud berupa graha, tempat berkumpulnya masyarakat ilmiah kedokteran dalam melakukan komunikasi dan interaksi, yaitu Graha Masyarakat Ilmiah Kedokteran (GRAMIK).
Eksistensi GRAMIK ini merupakan satu diantara lima dimensi pelayanan yang dilakukan dalam tugas pengelolaan MIKI. Empat dimensi yang lain adalah keterandalan, kecepat-tanggapan, jaminan, dan pemahaman yang mendalam. Dengan demikian GRAMIK merupakan “area bermain” bagi kelompok-kelompok ilmuwan yang berupa kelompok-kelompok studi.
Dalam perkembangannya, gagaan untuk mewujudkan sbuah graha yang representatif tinggalah gagasan karena terhambat masalah pendanaan. Kemudian pada tahun 1996 datanglah sebuah tawaran dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Jakarta mengenai proyek penelitian-penelitian. Tawaran dari LIPI itu tidak disia-siakan, tetapi dimanfaatkan untuk menggali dana dengan mengajukan kegitan kegiatan ilmiah dan penelitian. Dengan demikian mendapat dana (sebagai biaya kegiatan) dari LIPI.
Kemudian pada upaya yang lain untuk menggali dana, dengan modal pinjaman pengurus menyelenggarakan pengkaji-pengkajian Iptek-Dok, yaitu mengenai penyakit degenerasi dan penyakit reproduksi manusia. Akan tetapi yang lebih menghasilkan baru pada pengkajian mengenai penyakit reproduksi manusia yang berjalan sangat baik.
Tawaran dari LIPI “berbuah” pada Desember 1996, sebab dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Surabaya itu mendatangkan sejumlah dana yang cukup besar. Dari sisa biaya kegiatan itulah dipaiak untuk mewujudkan gedung GRAMIK, yakni dengan merenovasi sebuah gedung lama yang tidak terpakai yang lokasinya disamping kiri bagian belakang kampus FK Unair Jl. Mayjen Prof dr Moestopo 47 Surabaya. Namun selain dari LIPI, sumber dana yang lain juga didapat ari bantuan Universitas Airlangga Surabaya.
Akhirnya pada 5 Mei 1997 Graha Masyarakat Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga diresmikan oleh pihak Fakultas. Kala itu diresmikan sekaligus dua proyek, yakni GRAMIK dan GRABIK Iptek-Dok. Waktu FK Unair dipimpin oleh Dekan Prof.Dr. dr Askandar Tjokroprawiro. Maka sejak itulah dimiliki lima “kendaraan” yang dapat digunakan untuk memajukan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yaitu Gramik, GRABIK, Tropical Desease Centre (TDC), Instalasi Rawat Darurat (IRD), dan Bedah Sentral.
Selanjutnya dalam perkembangan kegiatannya, pada 6 Desember 1997 menjalin kerjasama dengan menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) dan Universitas Airlangga Surabaya, diadakan lokakarya nasional dengan tema “Pembangunan Masyarakat Ilmiah Kedokteran”, di GRAMIK. Dari Lokakarya itulah diperoleh banyak makalah dan kajian-kajian ilmiah kedokteran yang sangat bermanfaat bagi upaya-upaya pengembangan ilmu kedokteran, atau sebagai bahan kajian dikelompok-kelompok studi yang sudah terbentuk, yakni kelompok studi Psikoneuro-Imunologi, Kelompok studi Imunologi, kelompok studi Reproduksi, dan kelompok studi Tumbuhkembang. Semua kelompok studi tersebut hingga kini berjalan baik.
Bahkan dalam menindaklanjuti suksesnya penyelenggaraan loka-karya nasional tersebut, pada tahun 1997 itu pula GRAMIK dipercaya Menristek sebagai wadah pengembangan MIKI dan pengembangan obat-obat tradisional. Dari interaksi internasionalnya, beberapa negara juga minta hasil-hasil penelitian di Gramik, khususnya mengenai penaykit-penyakit di negara tropis. Diperkirakan pihak luar negeri itu mengetahui tentang aktifitas GRAMIK dari sumber LIPI atau majalah Folia Medica Indonesiana. Sehingga tujuan secara umum GRAMIK adalah menyediakan fasilitas “Tempat Bermain” bagi masyarakat Ilmiah kedokteran. Pemanfaatan fasilitas itu tidak hanya para insan kedokteran di Surabaya dan Jatim, tapi juga dimanfaatkan benar-benar bagi mahasiswa pasca-sarjana utusan-utusan dari beberapa propinsi di Indonesia Timur, seperti dari Bali, Makasar, Menado, NTT, NTB, serta dari Surakarta.
Fasilitas fasilitas tersebut terutama laboratorium khusus, sebagai tempat penelitian bagi mahasiswa Fakultas Pasca Sarjana. Selain itu juga fasilitas penyediaan ruangan untuk sidang, perpustakaan, internet, serta penerbitan buku-buku ilmiah kedokteran, termasuk majalah ilmiah kedokteran”Folia Medica Indonesiana” yang terbit setiap tiga bulan menggunkaan bahasa Inggris dan beredar secara Internasional.
Tantangan ke depan yang terus dikejar dan ditumbuhkembangkan oleh wadah ilmiah ini adalah tercapainya masyarakat ilmiah kedokteran dalam arti civitas akademika pad Fakultas Kedokteran/Rumah Sakit Pendidikan. Akan tetapi untuk mencapai target tersebut bukanlah mudah. Indikator keberhasilan suatu masyarakat ilmiah Kedokteran itu mencakup keberhasilan program pengelola dan keberhasilan program strategik. Selain memerlukan waktu yang tidak singkat, setidaknya sepuluh tahun sejak GRAMIK terbentuk tahun 1997, juga harus mampu mengatasi hambata-hambatannya, antara lain masih banyaknya mayarakat kaedokteran yang belum menyadari dan menghayati pentingnya pengembangan ilmiah kedokteran, susahnya diajak bergabung dan atau yang hanya sekadar ikut-ikutan. Apalagi, MIK perlu dikelola berdasarkan asas kemandirian dalam arti kebebasan aktifitas ilmiah, swadana dan swakelola. Sehingga pendanaan bersumber dari produk keimuan (forum kajian, pertemuan ilmiah, penelitian, PKB/Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan, Penjualan buku ilmiah, diktat pendidikan, karya audio visual, kontrak kegiatan dengan mitra-kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi badan pengelola MIKI), donasi, dsb. Ini juga merupakan tantangan ke depan.
“Folia Medica Indonesiana” (FMI) adalah jurnal ilmu kedokteran dari Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga (FkUA). Volume pertama dari jurnal yang dirilis pada tahun 1964 dengan judul “Berita Research Kedokteran Surabaya”. Lulusan pertama FKUA dilantik pada bulan Desember 1955. Mereka telah belajar ilmu kedokteran di bawah institusi pendidikan kedokteran di Surabaya sebelum pembentukan Universitas Airlangga pada tahun 1954. Lulusan dokter baru tersebut meningkatkan iklim pendidikan kedokteran di Universitas Airlangga. Departemen diberdayakan dengan keberadaan staf baru. Pada tahun 1959, spesialis pertama yang sepenuhnya dididik di Universitas Airlangga menyelesaikan studi mereka. Departemen yang sebelumnya kurang ahli yang handal, kini memiliki dosen yang terampil. Selain itu, afiliasi dengan University of California, Amerika Serikat, juga didirikan pada awal 1960-an. Dengan kemajuan ini dan kehadiran spesialis baru, pendidikan kedokteran di Universitas Airlangga memasuki tahap baru, era penelitian. Oleh karena itu, kehadiran jurnal medis adalah suatu keharusan untuk mempublikasikan temuan berbagai penelitian medis. Edisi pertama dari volume pertama, Januari-April 1964 menandai awal tradisi penulisan ilmiah medis di Universitas Airlangga.
Pada akhir 1960-an, jurnal tersebut berganti nama menjadi “Madjalah Kedokteran Surabaja”, yang kemudian di tahun 1970-an dengan ejaan yang disempurnakan menjadi “Majalah Kedokteran Surabaya”. Melewati tiga dekade, dunia telah memasuki era globalisasi. pendidikan kedokteran di negeri ini, seperti di tempat lain, dihadapkan dengan realitas persaingan global. Lembaga pendidikan medis harus mempersiapkan siswa mereka untuk berpikir, bertindak, dan bersaing secara global. Kegiatan penelitian juga harus berorientasi ke arah yang sama. Literasi teknologi informasi dan penguasaan bahasa Inggris dan bahasa internasional lainnya karena itu penting. Untuk mengatasi tantangan ini, pada pertengahan tahun 1997 jurnal kembali berubah nama menjadi “Folia Medica Indonesiana” (FMI). Editorial dan manajemen administrasi, serta penampilan fisik jurnal itu sendiri, ditingkatkan. Seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris, FMI dipublikasikan secara triwulanan. FMI menginformasikan pembacanya dengan temuan berharga dalam penelitian medis, tidak hanya yang dilakukan oleh staf dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, tetapi juga oleh para peneliti dari lembaga lain secara nasional dan internasional.
Folia Medica Indonesiana merupakan salah satu jurnal terakreditasi, dan pada saat ini pengelolaan FMI mulai menggunakan sistem daring dengan aplikasi Open Journal System (OJS). Untuk mendukung peringkat Universitas Airlangga sebagai salah satu 500 besar universitas dunia (World Class University), pada tahun 2020 diharapkan Folia Medica Indonesiana menjadi jurnal yang dapat terindeks Scopus. Pada saat ini saja di lingkungan Universitas Airlangga FMI telah menjadi salah satu jurnal dengan sitasi tertinggi oleh jurnal-jurnal lain yang memiliki indeks Scopus.
KETUA: Ahmad Suryawan, dr., Sp.A (K)
SEKRETARIS:
KOMISI-KOMISI
I. KOMISI IPTEK
Ketua Komisi: Dr. Ninik Asmaningsih S., dr., Sp.A(K)
Anggota:
II. KOMISI IMTAK
Ketua Komisi: Muhammad Faizi, dr., Sp.A (K)
Anggota:
III. KOMISI TRIBUTE LECTURE
Ketua Komisi: Prof. Dr. Paul L. Tahalele, dr., FCTS., Sp.B-TKP
Anggota:
IV. FMI (Folia Medica Indonesiana)
Ketua: Ahmad Suryawan, dr., Sp.A (K)
Sekretaris:
Sekretariat:
1. Kuliah Tamu
2. Kuliah Penghargaan
3. Seminar Unggul Bermoral
4. Seminar Pendidikan Dokter Unggul Bermoral
5. Pelatihan Kontrak Penelitian dan Material Transfer Agreement
6. Pelatihan Pembuatan Proposal bagi calon peserta didik S2 dan S3
7. Tribute Lecture
8. Diskusi Kajian Imtak Kedokteran (KIK)
9. Course on Publishing in International Journals
10. Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah Jurnal untuk Mahasiswa S1
1. Latar Belakang Kegiatan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FKUA) sebagai salah satu fakultas di Universitas Airlangga yang merupakan World Class University yang menerima mahasiswa dari luar negeri dan mengirimkan dosen untuk belajar ke luar negeri. Salah satu negara tujuan belajar di luar negeri yaitu negara Prancis. Ketika sedang studi lanjut di Prancis, belajar Bahasa Prancis masih menjadi keharusan karena untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan kehidupan sehari-hari di Prancis. Selain itu, Bahasa Prancis juga merupakan bahasa resmi di 70 negara dan bahasa asing yang banyak dipelajari setelah bahasa Inggris. Prancis memiliki banyak jaringan budaya di luar negeri dimana disediakan beberapa jenis kursus bahasa Prancis yang diikuti oleh lebih dari 750 000 orang setiap tahunnya. Bahasa Prancis adalah salah satu bahasa kerja dan bahasa resmi di PBB, Uni Eropa, UNESCO, NATO, IOC dan Palang Merah Internasional. Bahasa Perancis adalah bahasa tiga kota dimana lembaga EU berkantor pusat: Strasbourg, Brussel dan Luxembourg. Belajar bahasa asing dengan nara sumber native speaker yang telah berpengalaman dalam pengajaran bahas asing meruapakan salah satu kunci keberhasilan belajar bahasa asing. Peserta pembelajaran akan mampu belajar dari sumber langsung yaitu native speaker sehingga bisa belajar langsung dengan pengucapan yang benar dan faseh.
Belajar Bahasa Prancis ini terdiri dari 4 level yaitu A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Level A1 setara dengan belajar selama 60 jam, A2 belajar selama 160 jam, B1 belajar selama 210 jam, dan B2 belajar selama 390-670 jam. Untuk melanjutkan studi di Prancis, hendaknya sudah mendapatkan ijasah Kursus Bahasa Prancis pada level DELF B2. Kegitaan sebelumnya yaitu Kursus Bahasa Prancis Level A1 pada bulan Juli sampai Desember 2017. Sebagai lanjutan program tersebut, maka Unit Gramik dan FMI Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga akan mengadakan Program Kursus Bahasa Prancis pada level A2 dengan nama “Le Course de Français Niveau A2” pada Bulan Februari sampai Juli 2018 dengan nara sumber dalam program tersebut adalah native speaker dari Negara Prancis. Program ini merupakan program belajar Bahasa Prancis berkelanjutan, mulai dari level A1 sampai level B2.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan jangka panjang kegiatan ini adalah :
1. Meningkatkan kemampuan staf pengajar FK UNAIR untuk berbicara menggunakan Bahasa Prancis.
2. Membuka peluang bagi staf pengajar untuk melanjutkan studi S2, S3, atau post doctoral ke Prancis.
3. Meningkatkan Sumber Daya Masyarakat Staf Pengajar di Lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
4. Membuka peluang jalinan kerja sama dan research collaboration dengan institusi pendidikan di Prancis
Tujuan jangka pendek kegiatan ini yaitu setelah mengikuti kegiatan kursus Bahasa Prancis Level A2 ini, diharapkan peserta mampu:
1. Mampu menceritakan keluarga, kebiasaan sehari-hari dan memberikan informasi menggunakan Bahasa Prancis.
2. Mampu menggambar fisik seseorang, situasi sosial budaya dan geografi menggunakan Bahasa Prancis.
3. Mampu mendiskripsikan keadaan lingkungan dan mengatakan perbedaaan qualitas dan quantitas menggunakan Bahasa Prancis.
4. Mampu membuat hipotesa, menyatakan masalah dan menawarkan solusinya menggunakan Bahasa Prancis.
5. Mampu memberikan informasi pengalaman kerja dan profesi menggunakan Bahasa Prancis.
6. Mampu menceritakan tentang hobi dan menggambarkan budaya menggunakan Bahasa Prancis.
7. Mampu memahami berita dalam media (koran, majlah, televisi, internet) dalam Bahasa Prancis.
8. Mampu memahami artikel ilmiah dalam Bahasa Prancis.
9. Mampu menulis cerita sederhana dalam Bahasa Prancis.
3. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam bentuk kuliah dan tutorial yang dipandu nara sumber native speaker dari Prancis. Kegiatan terdiri dari 42 pertemuan dengan masing-masing pertemuan selama 1,5 jam.
4. Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Sidang Gramik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga setiap hari Selasa dan Kamis mulai bulan Februari sampai Juli 2018, jam 13.30 sampai 15.00 WIB
Terdapat berbagai macam jenis buku, diantaranya berupa buku monograf, buku referensi, buku teks atau buku ajar, diktat, modul, dan penuntun praktikum, dan lainnya. Belum semua dosen memahami berbagai jenis buku ilmiah tersebut.
Grha Masyarakat Ilmiah Kedokteran (GRAMIK) membantu Fakultas Kedokteran UNAIR memfasilitasi dosen dalam menyusun dan menulis buku ilmiah
A. TUJUAN PROGRAM
Tujuan umum dari program ini adalah untuk meningkatkan kompetensi dosen dalam menulis buku.
Tujuan khusus program ini adalah:
1. Meningkatkan pemahaman tentang berbagai jenis buku ilmiah
2. Meningkatkan pengetahuan tentang tata cara penulisan buku ilimiah
3. Pemahaman teknis penerbitan buku di UNAIR
B. PELAKSANAAN
Hari, Tanggal : Rabu, 4, 11dan 18 April 2018.
Jam : 08.00-12.30 WIB
Ruangan : Ruang Sidang Utama Gramik FK UA
Metode : Kuliah dan latihan
C. PEMBICARA
1. Yuni Sari Amalia, S.S., MA., Ph.D (Ketua Lembaga Pusat Inovasi Pembelajaran dan Sertifikasi Universitas
Airlangga)
2. Prof. Dr. Hj. Widji Suratri, Apt, DEA. (Mantan Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Universitas
Airlangga)
3. Drs. Aribowo, MS. (Ketua Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga/ Airlangga University Press).
Rapat Kerja Dewan Redaksi Folia Medica Indonesiana pada hari Selasa, tanggal 30 Oktober 2018 di Ruang Sidang Gramik, FK Universitas Airlangga. Dalam rapat koordinasi ini dihadirkan narasumber yang akan memberikan berbagai informasi terkait arah kebijakan di bidang jurnal ilmiah baik di tingkat nasional, universitas, maupun fakultas serta berbagai informasi lainnya mengenai teknologi pengelolaan jurnal secara elektronik dengan Open Journal System. Diharapkan dengan Rapat Kerja ini para anggota Dewan Redaksi dapat memperoleh kebaruan informasi mengenai kebijakan tentag jurnal dan publikasi ilmiah pada umumnya serta dalam hal pengelolaan jurnal ilmiah sehingga dapat terbentuk soliditas organisasional serta komitmen untuk meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal ilmiah berbasis Open Journal System. Dengan demikian, target bahwa FMI dapat menjadi jurnal bereputasi yang terakreditasi dan terindeks internasional dapat tercapai.
MAKSUD DAN TUJUAN
Dengan mengikuti Rapat Koordinasi ini, maka para anggota Dewan Redaksi Folia Medica Indonesiana diharapkan dapat:
1. Memahami update perkembangan jurnal ilmiah nasional maupun internasional.
2. Memahami dan mampu melaksanakan peran sebagai anggota Dewan Redaksi Folia Medica Indonesiana dengan baik.
3. Memahami dan mampu mengelola redaksional Folia Medica Indonesiana menggunakan open journal system
4. Berpartisipasi dalam membangun jaringan atau akses untuk mempermudah proses Folia Medica Indonesiana menuju indeksasi
internasional.
PELAKSANAAN
Selasa, 30 Oktober 2018
TEMPAT
Ruang Sidang Gramik, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Pembicara
1. Dr Ahmad Suryawan, dr, SpA(K)
2. Fandy Kusjanto, SE
3. Prof Myrtati D Artaria, dra, MA, PhD
* eJournal Subscribed dapat diakses di Layanan eLibrary (IP based UA) Atau lewat proxy terdaftar
Copyright 2021. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. All Rights Reserved
FAKULTAS KEDOKTERAN
Kampus A UNAIR - Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47, Surabaya - 60131
Telp. (031) 5020251, 5030252, 5030253
Fax. (031) 5022472
Email : info@fk.unair.ac.id