Agustus 14, 2022

Tim Departemen Anestesi FK UNAIR-RSUD. Dr. Soetomo melaksanakan Pengabdian Masyarakat bersama RSTKA

Kisah dari para tenaga kesehatan di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga agaknya patut untuk didengarkan, dimana sejak beroperasi pada tahun 2017, rumah sakit di atas kapal ini memiliki lebih dari 1652 relawan, melayani 13500 pasien di 49 pulau di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal. Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Universitas Airlangga-RSUD. Dr. Soetomo bersama RSTKA bahu membahu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat kepulauan.

Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga merupakan wujud realisasi misi pelayanan kesehatan dan pengabdian masyarakat di daerah – daerah terpencil di kepulauan Indonesia. Misi dari Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga ialah untuk dapat melakukan pelayanan kesehatan yang komprehensif, serta untuk menghadirkan perubahan dan kemajuan dalam bidang pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Tim anestesi melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia

Pada kesempatan kali ini, dalam perjalanan RSTKA bersama Relawan Departemen Anestesiologi dan Terapi intensif saling bekerja sama untuk memberikan pelayanan perioperatif pada pasien dari pulau Sapeken. Di RSTKA, tidak semua fasilitas tersedia layaknya rumah sakit besar yang ada di perkotaan, dimana hal ini menjadi tantangan bagi seorang Dokter Anestesi untuk bisa melakukan prosedur pembiusan dalam di tempat yang terpencil, juga pelayanan dalam fasilitas yang terbatas, agar tetap bisa memberikan prosedur pembiusan dan penanganan perioperatif yang prima. Banyak prosedur pembiusan yang telah kami lakukan di RSTKA, salah satunya adalah metode ERACS.

ERACS (Enhanced Recovery After Cesarean Section) adalah sebuah metode perioperatif sectio caesarea dengan pendekatan khusus perawatan untuk mengoptimalkan kesehatan ibu, sebelum, selama, dan setelah menjalani operasi caesar, tujuannya, agar mobilitas dan proses penyembuhan atau recovery persalinan dapat dipercepat. Awalnya, metode ini dipikirkan hanya bisa diaplikasikan pada rumah sakit perkotaan, ternyata di RSTKA, dengan fasilitas yang terbatas, metode ini dapat dilakukan, dan sangat penting untuk dilakukan dimana pasien paska operasi sectio caesarea harus dilakukan transportasi dengan cepat, dan metode ERACS akan memberikan manfaat yang sesuai dengan kondisi tersebut. Banyak pengalaman yang berharga kami dapatkan dari perjalanan kami bersama Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga, besar harapan kami, semoga kegiatan ini dapat banyak membantu masyarakat di daerah terpencil, khususnya untuk kesehatan masyarakat. (Prananda)

Pasien section cesarean yang dibius menggunakan metode ERACS dapat berjalan naik tangga 1 jam setelah selesai operasi untuk mobilisasi dari RSTKA menuju Puskesmas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *