Desember 16, 2021

Tanggap Bencana Semeru Prodi Spesialis Ilmu Bedah FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo Kirim Tenaga Medis

Bencana alam kembali terjadi di Indonesia, Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) lalu. Awan panas dan guguran erupsi Gunung Semeru memberikan dampak yang berat ke wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. BNPB melaporkan korban luka-luka 56 jiwa, korban hilang 17 jiwa dan korban meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak 5205 jiwa. Selain itu erupsi mengakibatkan kerugian material berupa kerusakan sekitar 2970 unit rumah.

Dampak lanjutan dari bencana ini adalah banyaknya titik pengungsian, dimana BNPB menyampaikan (7/12/2021) terdapat tujuh sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang. Adanya kondisi lokasi pengungsian yang padat disertai keterbatasan fasilitas menimbulkan masalah baru bagi para pengungsi khususnya masalah kesehatan. Sebagai bentuk respon atas bencana erupsi Gunung Semeru, Prodi Spesialis Ilmu Bedah FK UNAIR-RSUD. Dr. Soetomo bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Yayasan Alumni Bedah Airlangga mengirimkan tim bantuan medis dengan tujuan Pengabdian Masyarakat ke lokasi pengungsian.

Tim bantuan medis diberangkatkan oleh dr. Edwin Danardono, Sp.B-KBD selaku Ketua Program Studi Prodi Spesialis Ilmu Bedah FK UNAIR-RSUD. Dr. Soetomo. Tim tersebut terdiri dari empat orang Dokter PPDS Ilmu Bedah FK UNAIR yaitu dr. Rachman, dr. Lahuda, dr. Florencia, dan dr. Chakra yang diterjunkan ke lokasi pengungsian selama lima hari. Pada hari pertama diterjunkan (8/12/2021) Tim Medis Prodi Spesialis Ilmu Bedah FK UNAIR- RSUD. Dr. Soetomo melakukan home care/visitasi kepada warga terdampak dan melakukan assesmen lokasi pelayanan medis di Desa Sumberwuluh. BNPB melaporkan terdapat kurang lebih 5 titik pengungsian di rumah-rumah masyarakat sekitar lokasi bencana yang terdiri dari sekitar 50 KK, dengan karakteristik pengungsi usia balita, anak-anak hingga lansia.

Pelayanan kesehatan terus berlanjut pada hari berikutnya dengan mendatangi pos-pos pengungsian. Keluhan yang banyak didapatkan oleh tim medis di lapangan adalah gatal-gatal, diare, dan gangguan pernafasan yang dapat disebabkan oleh infeksi. Tim bantuan medis yang melakukan home visit mendapatkan salah satu pasien yang semenjak erupsi mengalami gangguan pernafasan hingga kehilangan suara, tim langsung memeriksa dan memberikan obat-obatan serta vitamin. Banyak pula dari masyarakat di lokasi pengungsian yang menderita hipertensi. Kondisi ini mungkin diakibatkan oleh karena istirahat yang tidak teratur dan kondisi pikiran yang penuh kepanikan serta ketakutan akan adanya erupsi susulan.

Salah satu program yang juga dilakukan tim medis Prodi Spesialis Ilmu Bedah FK UNAIR- RSUD. Dr. Soetomo bekerja sama dengan Humanity Medical Service Aksi Cepat Tanggap adalah program Operasi Gizi Anak Indonesia (OGAI) di beberapa titik pengungsian. Pendampingan psikososial oleh tenaga professional dengan memberikan kegiatan yang menghibur anak korban bencana, pembagian makanan sehat dan susu dilakukan kepada sekitar 200 anak di beberapa lokasi pengungsian. Proses kegiatan ini diharapkan dapat meringankan trauma psikis yang dirasakan oleh anak-anak korban bencana dan tetap menjaga asupan gizi mereka.

Tim medis Prodi Spesialis Ilmu Bedah FK UNAIR- RSUD. Dr. Soetomo berupaya memberikan pelayanan kesehatan dan pendampingan psikososial kepada warga terdampak erupsi gunung semeru dengan maksimal. Dr. Sahudi, dr. Sp.B(K)KL selaku Ketua Departemen Ilmu Bedah FK UNAIR-RSUD. Dr. Soetomo berharap tim bantuan medis yang dikirim ke lokasi pengungsian dapat meringankan beban para warga yang terdampak bencana dan mencegah timbulnya masalah kesehatan baru bagi para pengungsi pasca terjadinya bencana. Dengan adanya bantuan yang diberikan oleh tim gabungan ini, masyarakat dapat lebih berfokus dalam upaya pemulihan kondisi pasca bencana sehingga dapat beraktifitas normal kembali seiring membaiknya kondisi alam pasca bencana (Dannu Novriandhika)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *