Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) Melalui MARCO-19 Memberantas Hoax dan Mempercepat Angka Vaksinasi di Pulau Tanjung Kiaok, Pulau Terpencil di Madura

Dalam rangka membantu pemerintah melayani dan menuntaskan tugas vaksinasi di kepulauan, Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) melakukan ekspedisi ke Kepulauan terpencil di Madura. Berangkat dari Pelabuhan Kalimas Surabaya, pelayaran ini bertemakan MARCO-19 (Madura Sadar COVID-19). Dengan jargon Mengarungi samudera, menyelamatkan anak bangsa, menuju pulau madura.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim gabungan Mahasiswa, staf pengajar dan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Mahasiswa terdiri dari dr. Faradila, dr. Anton (PPDS Anestesi), dr Radin (PPDS Bedah) dan dr. Bayu (PPDS Obsgyn). Sedangkan staff pengajar terdiri dari dr. Yoppie Sp.An, dr. Soedarsono Sp.OG, dr. Agus Haryanto Sp.B, Dr. Budi Utomo,dr., M.Kes dan Dr. Gais Meinar Sari, dr. M.Kes.
Disisi lain tim Alumni terdiri dari dr. Pandit Bagus, dr Sherly Yolanda, dr. Erlyta, dr. Sandhilino, dr. Neisya Intan, dr. Kadek Dhanya dan dr. Siti Nurul. Kegiatan tersebut ditujukan di Tanjung Kiaok, salah satu pemukiman desa terpencil di Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep. Letak geografisnya di utara Pulau Bali dengan akses yang sulit, terutama pada musim ombak.
“Tanjung Kiaok baru 2 tahun ada signal dan sekarang pun masih sangat minim, kami cukup kesulitan untuk koordinasi Bersama dengan kepala puskesmas setempat” Jelas dr Sandhilino salah satu Relawan MARCO-19 (Madura Sadar COVID-19).
Kegiatan di Tanjung Kiaok dilakukan pada Jum’at, 24 September 2021. Meskipun kegiatan hanya dilaksanak satu hari namun kegiatan dilakukan dengan efektif, efisien, terencana dan terkoordinasi.
Kegiatan utama memiliki 3 domain yaitu vaksinasi, edukasi, dan penelitian terkait persepsi masyarakat mengenai vaksinasi COVID-19. Tanjung Kiaok menjadi salah satu desa tujuan dengan total cakupan vaksinasi masih sangat rendah yaitu 12%. Ini merupakan tugas yang berat karena harus meyakinkan masyarakat kepulauan untuk bisa menyukseskan vaksinasi COVID19. Bukan perihal sekedar ketakutan masyarakat kepada jarum suntik, tapi banyaknya masyarakat yang termakan dan percaya informasi yang tidak benar mengenai COVID-19 atau hoax yang akhirnya membentuk perilaku penolakan.

Kegiatan vaksinasi terkendala di Desa selama ini dikarenakan masyarakat merasa aman bertempat tinggal di pulau yang jauh dari keramaian kota. Salah satu strategi pendekatan yaitu selama vaksinasi, masyarakat yang terlihat ragu untuk vaksin diminta untuk melihat sendiri proses vaksinasi dan mencari apakah benar terdapat hal-hal yang selama ini ditakutkan terhadap vaksin.
Edukasi sekaligus survey penelitian berhasil mengumpulkan 25 masyarakat Tanjung Kiaok. Kegiatan edukasi ini dilakukan dengan diskusi terbuka dan curah pendapat dengan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di balai desa dan menyebar keseluruh penjuru desa.

“Keberadaan signal yang baru ada membuat masyarakat percaya bahwa semua yang ada di internet adalah benar. Sangat dibutuhkan sosialisasi rutin untuk masyarakat karena bahkan imunisasi rutin dari masyarakat saja masih banyak yang tidak mendapatkan” pesan dr Sandhilino
Hasil riset dan pendekatan yang telah dilakukan tim RSTKA selanjutnya dikoordinasikan dengan Puskesmas Sapeken dan Puskesmas Pembantu Tanjung Kiaok untuk pendekatan vaksinasi COVID-19 yang lebih diterima. Misi, ini merupakan pembuka dari misi selanjutnya yang diteruskan oleh dr. Rendra Dwi Putra dan dr. Arya Pradipta selama 2 pekan.
Penulis: Pandit Bagus Tri saputra dan Dinda Dwi Pratiwi