Residen, Alumni, dan Staf Dosen FK Unair / RSUD Dr. Soetomo Melakukan Edukasi, Persuasi, dan Vaksinasi di Pulau Kangeyan, Sumenep

Di tengah keprihatinan terhadap rendahnya angka vaksinasi di Indonesia, khususnya Pulau Sumenep yang menjadi Pulau dengan tingkat vaksinasi paling rendah di Jawa Timur, segenap residen, alumni, dan staf dosen FK Unair memilih untuk terjun langsung di masyarakat dengan menggagas sebuah ekspedisi yang diberi nama MARCO-19 (Madura Sadar Covid – 19).
Ekspedisi ini melibatkan dr. Radin Hardika Kamal yaitu peserta Residen / PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) bedah umum Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga bersama alumni fakultas kedokteran Universitas Airlangga yaitu dr. Pandit Bagus Tri Saputra, dr. Sherly Yolanda, dr. Erlyta Zulfaizah, dr. Faradila Budi Saputri, dr. Kadek Dhanya Chandita, dr. Sandhilino Bagus, dr Siti Nurul dan dr. Neisya Intan Cahyaningtyas Agung Putri yang didampingi oleh direktur utama Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), dr. Agus Harianto Sp.B.
Salah satu dari kesebelas pulau yang akan disinggahi adalah Pulau Kangeyan. “Pada hari pertama, yang kami lakukan adalah pembagian dua tim, tim pertama akan melakukan pelayanan medis yaitu melakukan screening obsgyn dan tim kedua melaksanakan penelitian sekaligus edukasi persuasi terhadap masyarakat sekitar,” ungkap dr. Intan.
“Pada saat itu kami mengumpulkan masyarakat di balai desa, tepatnya di Desa Daandung, salah satu desa di Pulau Kangeyan dan melakukan edukasi terhadap mereka. Selain itu, kami juga melakukan survei untuk penelitian,” imbuhnya.
Sedangkan pada hari kedua, dr. Agus bersama tim menemui pihak lintas sektor seperti pak camat, koramil, polisi, pak kades, dan jajarannya serta melanjutkan survei pada hari pertama karena sampel yang terkumpul masih sedikit.

Kemudian di hari ketigalah dilakukan vaksinasi. “Kebetulan pada saat itu puskesmas hendak melakukan vaksinasi di Desa Daandung sehingga kami juga membantu dan kami cukup puas karena ada 160 orang yang berhasil divaksin,” jelas dr. Intan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras dari tim RSTKA yang pada saat itu membantu program vaksinasi karena dokternya hanya berjumlah sekitar satu sampai dua orang saja.
Namun semua hal tersebut tidak terlepas dari beberapa kesulitan yang dihadapi. Salah satunya adalah penolakan program vaksinasi dari salah satu perangkat desa. “Sepertinya beliau anti – vaksin karena banyak mempertanyakan berbagai hal yang layak untuk diluruskan, seperti mengapa setelah ada vaksinasi justru banyak penduduk desa yang terkena corona,” ungkap dr. Intan.
Di balik itu semua, dr. Intan berharap agar Pulau Kangeyan diberikan tambahan dokter agar vaksinasi di desa ini terus meningkat. “Semoga Kangeyan mendapat tambahan beberapa dokter agar cepat meninggalkan predikat sebagai desa dengan cakupan vaksinasi terendah,” pungkasnya.
Penulis: Pandit Bagus Tri Saputra dan Melissa Valentina Ariyanto