Ramsay Hunt Syndrome Dibahas Dokter FK Unair di Dokter Unair TV

SURABAYA – Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan kelumpuhan setengah wajah yang diderita Justin Bieber. Kelumpuhan ini disebabkan oleh sebuah kondisi yang istilah medisnya Ramsay Hunt Syndrome. Seperti apa Ramsay Hunt Syndrome ini? Dr dr Achmad Chusnu Romdhoni, SpTHT-KL(K), FICS mengupasnya dalam tayangan Dokter Unair TV, 25 Juni 2022.
Menurutnya, Ramsay Hunt Syndrome adalah suatu infeksi virus dengan kelumpuhan wajah yang disertai dengan paresis nervus fasialis. Infeksi ini bisa kena di mana saja. Namun kekhususan di daerah telinga.
Kasus Ramsay Hunt Syndrome ini tidak terlalu banyak. Namun sering menyerang seseorang yang mempunyai imun atau kekebalan tubuh kurang bagus. Misalnya kondisi badan turun, kurang istirahat, asupan gizi kurang.
“Bisa muncul pada orang dewasa dan dewasa muda yang mempunyai aktifitas banyak. Tak menutup kemungkinan karena situasi sistemik, misal penyakit diabetes atau pada orang tua,” kata Achmad Chusnu Romdhoni.
Apa gelaja Ramsay Hunt Syndrome? Dokter Achmad Chusnu menjelaskan beberapa gejalanya, yaitu lumpuh atau lemah satu sisi wajah, ada lenting atau cacar dalam telinga, telinga sebelah aman, langit-langit mulut atau lidah ada tanda kemerahan.
Dia juga menjelaskan tentang pemeriksaan yang perlu dilakukan. Sebenarnya, katanya, penyakit ini dengan diagnostik fisik biasa sudah bisa ditegakkan. Sehingga tak harus dengan pemeriksaan cangguh dan mahal.
“Penyakit ini yang penting setelah tegak, pasien segera diobati, diberi antivirus, vitamin C, steroit dengan dosis yang dianjurkan,” urainya.
Pengobatan tambahan juga perlu diberikan, misalnya fisioterapi. Ini bisa mempercepat penyembuhan paresis nervus fasialis.
Sebagian kasus Ramsay Hunt Syndrome bisa sembuh. “Namun waktu dan fungsi wajah kembali normal membutuhkan waktu bervariasi. Masing-masing orang berbeda-beda,” imbuhnya.
Biasanya, waktu yang dibutuhkan antara 12 hingga 20 hari untuk mulai proses penyembuhan dengan pengbatan rutin dan terapi tambahan secara rutin. Pasien perlu diberi pemahaman, bahwa penyakit ini tidak permanen tapi bisa kembali normal.
Untuk pencegahan, tidak ada hal yang khusus. Karena penyakit ini disebabkan virus, pencegahan yang sebaiknya dilakukan adalah menghindari kerumunan, memakai masker, meningkatkkan kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen.