Pentingnya Vitamin D pada Anak dengan Epilepsi

Epilepsi atau ayan merupakan salah satu masalah kesehatan neurologi anak yang paling sering dijumpai. Epilepsi dapat terjadi karena adanya masalah pada otak dan sistem saraf. Pengobatan epilepsi pada anak dengan epilepsi bukanlah perkara mudah. Salah satu pengobatan yang dilakukan yakni menggunakan obat-obatan untuk mencegah kejang atau biasa disebut sebagai obat antiepilepsi (OAE). Tentu saja penentuan dosis dan jenis OAE yang diberikan bergantung pada kondisi anak.
“Penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa penggunaan OAE dalam jangka waktu lama berpotensi untuk menurunkan kadar vitamin D pada anak.” menurut Prof. Dr. dr. Prastiya Indra Gunawan, SpA(K), seorang spesialis anak konsultan saraf, yang juga merupakan staf pengajar FK Unair – RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya menunjukkan bahwa penggunaan OAE berpotensi menurunkan kadar vitamin D pada anak. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D pada anak yang disebabkan oleh penggunaan OAE dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Jika dibandingkan, anak yang diberikan lebih dari >1 jenis OAE (politerapi) lebih berisiko mengalami defisiensi vitamin D daripada anak dengan pemberian satu jenis OAE saja (monoterapi).
Vitamin D merupakan salah satu asupan vitamin yang mempengaruhi tumbuh kembang. Selain itu, asupan vitamin D yang terpenuhi baik untuk perkembangan dan fungsi otak anak. Namun, kebutuhan vitamin D setiap anak berbeda-beda tergantung dengan kondisi kesehatan anak. Literatur menunjukkan bahwa status vitamin D yang cukup dapat melindungi dari penyakit autoimun, penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, gangguan neuro kognitif, dan infeksi pernapasan. Vitamin D telah dianggap sebagai neurosteroid, dan berperan dalam perlindungan saraf, otak pengembangan, dan imunomodulasi telah menjadi perhatian dalam berbagai penelitian.
Sejumlah data menunjukkan kemungkinan inflamasi (peradangan) memicu dan mempertahankan kejang. Penelitian telah menyebutkan bahwa bentuk aktif dari vitamin D dapat menekan peradangan. Pemberian vitamin D pada epilepsi dapat meningkatkan batas ambang kejang secara signifikan dan mengurangi keparahan kejang. Sebuah penelitian menemukan bahwa tren persentase penurunan kejang lebih besar pada pasien yang memiliki kadar serum 25(OH)D yang lebih tinggi. Namun, pengetahuan mengenai peran kadar vitamin D dalam dampaknya terhadap keparahan kejang masih perlu dikembangkan. Selain itu berbagai bukti, menunjukkan bahwa beberapa OAE menurunkan kadar 25(OH)D dan dikaitkan dengan efek samping pada tulang dan otot. Oleh karena itu, anak-anak epilepsi juga harus mendapatkan tambahan suplementasi vitamin D karena memiliki risiko yang tinggi dalam penurunan kadar vitamin D.
Penulis: Prastiya Indra Gunawan
Informasi detail bisa dilihat pada tulisan kami di:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2589986423000382
Prastiya Indra Gunawan, Nur Rochmah, Muhammad Faizi. Comparison of 25-Hydroxt Vitamin D Serum Levels among Children with Epilepsy in Therapy with Single versus Multiple Antiseizure Medications. Epilepsy and Behavior Reports 2023;24:100620. https://doi.org/10.1016/j.ebr.2023.100620