September 12, 2022

Pengobatan Presisi Berbasis Genetik jadi Target Layanan Kesehatan Ke Depan

Dunia kedokteran kini kian canggih. Ke depan, setiap manusia dapat mengetahui diagnosis penyakit yang ada pada dirinya sejak dini. Salah satunya adalah dengan penerapan layanan kesehatan berbasis genetik di rumah sakit di Indonesia.

Hal itu dibahas dalam The 3rd Indonesian Society of Human Genetics (InaSHG) Annual Meeting in conjuction with 1st Indonesian Society Genetics Counselors(ISGC) di Graha BIK Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Jumat hingga Minggu, 9-11 September 2022.

Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG(K) mengatakan, pengobatan pasien ke depan harus bersifat presisi. Jadi, penanganan pasien satu dengan yang lain akan lebih spesifik, per individu. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan genom.

“Seperti artis Angelina Jolie, dia melakukan pengangkatan payudara karena ditemukan genetiknya carrier kanker payudara yang kemungkinan muncul beberapa tahun lagi,” jelasnya seusai pembukaan acara tersebut.

Genetic Counseling in Reproductive Disorders Universitas Diponegoro dan President of ISGC (Indonesian Society of Genetic Counselor) Prof. Sultana MH Faradz, dr., PhD menambahkan perkembangan mulai dari genetik menjadi genomik tidak hanya karena kromosom yang terlihat pada sel, tapi juga gen yang ada pada DNA. Pemeriksaan tersebut tidak bisa dilihat melalui mikroskop saja, tetapi harus dengan alat-alat khusus.

“Alat terbaru yang digunakan adalah next genome sequencing (NGS) yang bisa melihat genom manusia,” tuturnya.

Contohnya orang yang memiliki gen diabetes. Mereka dapat melakukan pemeriksaan genom dengan alat NGS tersebut untuk mengidentifikasi orang itu ada mutasi/kelainan pada DNA-nya atau tidak.

“Karena diperiksa DNA-nya sehingga dapat diperiksa kemudian hari orang tersebut akan menderita diabetes atau tidak. Begitu juga untuk gen kanker, stroke dan lainnya,” jelasnya.

Sultana menuturkan, pemeriksaan genom tersebut juga bisa mendiagnosis bayi atau janin pada kandungan akan terkena penyakit atau tidak. Dulu hanya bisa dengan pemeriksaan kromosom, tetapi saat ini sudah bisa dengan genetik, “jadi bisa dilakukan tindakan preventif,” ujarnya.

Presiden InaSHG, Gunadi Ph.D, Sp.BA mengatakan, Indonesia sudah meluncurkan Indonesian Precission Medicine Initiative pada Agustus 2022. Menkes juga sudah menghibahkan beberapa alat NGS ke sejumlah rumah sakit di Indonesia dengan spesialisasi genetik masing-masing. Mulai dari spesifikasi pemeriksaan genom untuk tuberkulosis (TBC), diabetes, stroke, sirosis dan lain-lain.

“Menkes juga menargetkan Indonesia dapat mencapai 10 ribu human genome sequencing pada 2024,” tukasnya (ISM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *