November 27, 2021

Pelatihan Penanganan Kejadian Pasca Vaksinasi Berat dan Pelayanan Kesehatan Terbatas Masyarakat Desa Tanjung Kiaok, Madura

Banyaknya ketakutan masyarakat terkait Kejadian Pasca Vaksinasi (KIPI) oleh Vaskin COVID19 sekaligus meningkatkan kemampuan tenaga medis, Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) melalui kegiatan bernama MARCO-19 berkunjung ke Desa Tanjung Kiaok, Sepanjang untuk mengadakan pelatihan Basic Life Support (BLS) pada tanggal 24 September 2021.

Menuju Tanjung Kiaok memerlukan waktu sekitar 2,5 jam dari Puskesmas utama di Sapeken. Jarangnya pelatihan untuk tenaga Kesehatan di Puskesmas pembantu dan masyarakat membuat tenaga medis dan lintas sektor berbondong-bondong untuk mengikuti BLS.

Petugas Kesehatan dan perwakilan lintas sektor dengan khidmat mengikuti pelatihan BLS

Pelatihan dilakukan di Balai Desa dan dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari staf pengajar, mahasiswa dan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Staf pengajar dan mahasiswa yang terdiri dari dr. Yoppie Sp.An, dr. Agus Harianto Sp.B, dr. Anton (PPDS Anestesi), dr. Bayu (PPDS Obsgyn) dan dr. Radin (PPDS Bedah). Disisi lain Alumni yang turut terjun adalah dr Sherly Yolanda, dr Pandit Bagus, dr Sandilino Putra, dr Neisya Intan, dr Erlyta Zulfaizah, dr Siti Nurul, dr Faradila Budi dan dr Kadek Dhanya. Sekitar 30 orang mengikuti pelatihan BLS.

Materi terdiri dari Tindakan kepada pasien henti nafas dan henti jantung dengan tujuan peserta mampu mengetahui bantuan hidup dasar dan cara memberikan pertolongan pada suatu kondisi gawat darurat.

“Kegiatan ini untuk mempersiapkan tenaga kesehatan dan masyarakat apabila terdapat KIPI berat. Tidak ada listrik untuk presentasi, kami dibantu dengan dipasangkan genset oleh penduduk Tanjung Kiaok” penjelasan dr Sandhilino salah satu dokter Relawan.

Tidak cukup hanya depan pelatihan BLS, Relawan MARCO-19 juga mengadakan pelayanan medis terbatas untuk masyarakat Desa Tanjung Kiaok. Pelayanan ini dilakukan oleh spesialis bedah dan obgyn serta disokong oleh spesialis bagian anestesi. Bagi pasien gawat darurat kasus akan dilakukan operasi disaat kapal bisa bersandar dekat dengan daratan, namun saat berada di Tanjung Kiaok kapal bersandar cukup jauh karena surut kemudian menurunkan jangkar ditengah laut sehingga beberapa kasus disarankan utnuk dirujuk terlebih dahulu.

Dokter Bayu (PPDS Obsgyn) dan dr. Soedarsono Sp.OG melakukan skrining ibu hamil dengan USG

Kasus yang banyak ditemukan untuk bedah adalah lipoma, atheroma, hernia. Sedangkan obgyn dengan membawa peralatan USG banyak menangani pemeriksaan kehamilan dan sempat menemukan ibu hamil hydramnion.

“Sempat menemukan kecurigaan keganasan, kami melakukan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) dan pasien diminta untuk mengantarkan specimen ke sumenep untuk ditindaklanjuti” ungkap dr Sandhilino.

Perubahan tanggal yang berubah-ubah dikarenakan kondisi Desa Tanjung Kiaok dan juga cuaca yang mempengaruhi perjalanan kapal cukup membuat sedikit kekecewaan relawan dan masyarakat. Namun, diharapkan dengan telah diadakanya kegiatan ini walaupun hanya sehari bisa bermanfaat dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) direncanakan untuk bisa kembali berlayar ke Desa Tanjung Kiaok dalam waktu dekat.

Penulis: Dinda Dwi Purwati dan Pandit Bagus Tri Saputra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *