Desember 13, 2021

Mulai dari Persuasi, sampai Datangkan Vaksin, tim MARCO-19 RSTKA-FK UNAIR Gelar Vaksinasi Massal di Pulau Pagerungan Besar

Hingga Bulan September 2021, COVID-19 masih menjadi pandemi global yang masih dihadapi oleh seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu hal yang menyebabkan maraknya kasus COVID-19 adalah rendahnya cakupan vaksinasi. Salah satu Pulau dengan cakupan vaksinasi terendah di Jawa Timur adalah Pulau Sumenep yang berada di Madura.

Oleh sebab itu, segenap residen, alumni, dan staf dosen FK Unair menggagas sebuah ekspedisi yang diberi nama MARCO-19 “Madura Sadar COVID-19” RSTKA (Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga) selama satu bulan. Ekspedisi ini dipimpin oleh direktur utama RSTKA, dr. Agus Harianto Sp.B bersama alumni fakultas kedokteran Universitas Airlangga yaitu dr. Pandit Bagus Tri Saputra, dr. Sherly Yolanda, dr. Erlyta Zulfaizah, dr. Faradila Budi Saputri, dr. Kadek Dhanya Chandita, dr. Sandhilino Bagus, dr Siti Nurul dan dr. Neisya Intan Cahyaningtyas Agung Putri.

MARCO-19 dilakukan di 11 pulau, yang salah satu pulaunya adalah Pagerungan Besar. Setelah melakukan lintas sektor dan edukasi persuasi, ternyata masyarakat Pagerungan Besar menyambut dengan antusias program vaksinasi yang akan diadakan. “Namun yang menjadi masalah terkait kendala teknis karena vaksinasi di Pagerungan Besar hanya dilaksanakan sebanyak satu sampai 2 bulan sehingga masyarakat harus menunggu,” terang dr. Pandit.

“Oleh karena itu, aku, dr. Agus, dr. Erlyta, dr. Intan, dan dr. Nurul langsung koordinasi dengan pihak kabupaten Sumenep untuk mendatangkan vaksin pada esok harinya,” imbuhnya. Saat itu, jumlah vaksin yang disiapkan sebanyak 500 dosis dan pihak RSTKA (sebagai vaksinator dan screening) bekerja sama dengan puskesmas pembantu (Pustu) Pagerungan Besar dengan menghubungi Pak Haidir sebagai kepala Kapustu dan Pak Bakrie sebagai perwakilan pihak puskesmas Sapeken yang membawa vaksin.

Pada tanggal 23 September 2021 akhirnya dilakukan vaksinasi di rumah panggung dengan total warga yang divaksin sebanyak 120 orang. “Ada beberapa hal yang melatarbelakangi sedikitnya jumlah warga yang divaksin, salah satunya karena sudah banyak dari mereka yang telah melakukan vaksinasi sehingga vaksin yang diberikan bersifat booster,” jelas dr, Pandit. Selain itu, memang banyak warga yang antusias, namun penyakit komorbid yang tidak terkendali seperti hipertensi dan asma membuat pihak RSTKA yang melaksanakan screening menolak warga untuk divaksin.

Ibu Kades yang melakukan vaksin pertama bersama tim MARCO-19 dan Puskesmas

“Ada hal yang mengharukan saat kami melakukan vaksinasi di sana, ibu desanya baru mau divaksin karena pihak RSTKA bertindak sebagai vaksinator,” ungkap dr. Pandit. Tentu dengan adanya hal ini membawa pengaruh besar bagi masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

Semua usaha yang dilakukan pun tidak sia – sia sebab pasca melakukan ekspedisi Marco – 19, tepatnya pada tanggal 5 Oktober 2021, Sumenep tidak menjadi Pulau dengan peringkat cakupan vaksinasi terendah.

Penulis: Melissa Valentina Ariyanto dan Dinda Dwi Pratiwi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *