Desember 14, 2021

Mahasiswa UNAIR Peduli Bayi dan Balita Korban Semeru, Salurkan Donasi Lewat BPBD Jatim

Balita kerap luput dari perhatian saat bencana. Seperti yang terjadi dalam bencana erupsi Semeru, berlimpah kebutuhan pokok untuk orang dewasa disalurkan. Berbanding terbalik dengan bantuan untuk anak-anak. Karenanya, KalaKrisis, gerakan mahasiswa dan alumni FK UNAIR untuk bencana bersama Komunitas Relawan Milenial Jatim mengirimkan donasi untuk anak-anak korban erupsi Semeru.

Koordinator Bantuan Erupsi Semeru KalaKrisis, Raka Ibrahim Faiz Safrizal menuturkan, sebelumnya pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim untuk mengetahui bantuan apa yang dibutuhkan pengungsi. Dari situ, ditemuka jawaban kebutuhan balita dan anak-anak.

“Kami benar-benar mempertimbangkan data dari lapangan. Kebutuhan apa yang dibutuhkan. Dan dari laporanh banyak korban bayi yang belum tersentuh, maka putuskan memberikan bantuan untuk anak-anak ini,” terangnya di Kantor BPBD Jatim, Selasa (14/12).

Bantuan dari KalaKrisis dan Komunitas Relawan Milenial Jatim untuk anak-anak korban erupsi gunung semeru 

Adapun bantuan yang disalurkan sebanyak 18 dus yang terdiri dari MPASI, popok, Selimut bayi dan bahan pokok lain Raka menyebut, pihaknya telah melakukan pengumpulan donasi sejak tanggal 6 Desember lalu.

Raka menambahkan, KalaKrisis, yang sebelumnya berkomitmen untuk membantu masyarakat terdampak pandemi terus melakukan gerakan yang untuk membantu masyarakat salah satunya masyarakat yang terdampak bencana. Ia menuturkan, saat ini pihaknya masih memberikan bantuan berupa materi. Namun tidak menutup kemungkinan ke depan jika ada bencana pihaknya juga akan menerjukan relawan ke lokasi.

Kasi Logistik BPBD Jatim, Bige Agus Wahyuono mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh para mahasiswa dan alumnus ini. Ia menyebut, sejak awal erupsi, anak-anak kurang tersentuh bantuan. Bige juga berpesan kepada calon donatur untuk berkomunikasi terlebih dahulu dengan pihak BPBD Jatim. Sehingga bantuan yang diberikan menjawab kebutuhan di lapangan.

“Kami khawatir jika bapak ibu mengirim bantuan langsung ke sana, logistiknya sudah sangat overload. Sebaliknya dari anak-anak yang malah kekurangan. Misalnya kebutuhan logistik seperti bubur, popok bayi dan lain sebagainya,” terangnya.

BPBD Jatim sendiri mendirikan dua dapur umum untuk anak-anak yang berlokasi di Desa Candipuro dan Kronojiwo. Di dua posko tersebut setidaknya terdapat lebih dari 50 anak-anak yang membutuhkan bantuan logistik setiap hari. (ISM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *