September 27, 2022

Mahasiswa FK Unair mengikuti My Coral 5.0 dalam rangka Kuliah Kerja Nyata di Management and Science University (MSU) Malaysia

Sebanyak 38 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga  mengikuti program My Coral 5.0 yang diadakan oleh pihak Management and Science University (MSU) Malaysia pada tanggal 21 Juli  – 24 Juli 2022. Program ini merupakan salah satu rangkaian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Penyetaraan yang wajib diikuti oleh mahasiswa.

My Coral 5.0 sendiri merupakan  kegiatan tahunan yang telah dilaksanakan oleh Management and Science University (MSU) selama 5  tahun terakhir dalam rangka mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) yang digagas oleh PBB. Program ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa FK UNAIR saja namun juga diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas di MSU, Malaysia. Kegiatan ini memiliki 4 bagian utama yaitu pengabdian masyarakat,  konservasi penyu, penanaman terumbu karang serta restorasi mangrove.

Pada tanggal 21 Juli 2022, peserta harus berangkat dari kampus MSU di Shah Alam, Selangor menuju salah satu negara bagian di Malaysia yang akan menjadi lokasi diselenggarakannya kegiatan ini yaitu, Terengganu. Perjalanan ini ditempuh dengan bus selama 7 jam. Sebelum berangkat peserta sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti beberapa kegiatan pengabdian masyarakat dan pembersihan pantai yang dilaksanakan pada pukul 8 pagi esok hari.

Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di beberapa daerah yaitu Kampung Mangkuk dan Kampung Rhu 10. Mahasiswa memberikan pelayanan skrining kesehatan gratis dan memberikan edukasi mengenai terumbu karang kepada warga. Menurut salah satu anggota kelompok, yakni Nadira, acara ini menambah wawasan dalam bidang medis serta memberikan kami kesempatan untuk mengenal budaya baru.

Setelah melakukan pengabdian masyarakat, kami diberi waktu untuk istirahat beberapa jam sebelum beranjak ke acara berikutnya yaitu konservasi penyu di Pusat Penetasan Penyu dan Tuntung Laut di daerah pantai Chalok. Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi konservasi penyu oleh WWF kemudian dilanjutkan dengan melihat telur anakan penyu dalam tanah dan ditutup dengan pelepasan anak penyu ke laut.  Menurut salah satu anggota kelompok, yakni Azarine, walaupun di sepanjang kegiatan kami agak bosan, namun akhirnya  tetap terasa seru karena dilakukan bersama- sama.

Keesokan harinya, pada Sabtu, 23 Juli 2022, peserta mengikuti kegiatan penanaman terumbu karang. Kegiatan ini penting dilakukan mengingat banyaknya terumbu karang, yang merupakan habitat ikan, rusak akibat tangan manusia. Penanaman terumbu karang dilaksanakan di pulau Gelok, 20 menit perjalanan menggunakan perahu dari pelabuhan Terengganu. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang diberi satu kerangka besi yang berfungsi sebagai pemberat dan bibit-bibit terumbu karang yang akan diikat menggunakan kabel ikat ke rangka besi tersebut. Setelah seluruh terumbu karang terpasang, selanjutnya tim penyelam akan membawanya menuju ke dasar laut. Menurut dua anggota kelompok, yakni Hilmy dan Saski, kegiatan ini menambah wawasan dan pengalaman baru mengenai terumbu karang, kehidupan laut serta membantu untuk mendukung terwujudnya SDGs.

Kegiatan restorasi mangrove dilaksanakan pada hari yang sama setelah penanaman terumbu karang. Kegiatan ini diadakan di daratan utama Kota Terengganu. Restorasi mangrove penting karena tumbuhan ini berfungsi sebagai penyangga antara daratan dan lautan, melindungi daerah pesisir dari badai tropis dan bencana yang terkait dengan air seperti tsunami. Para peserta dibagi menjadi 2 orang tiap tim. Setiap tim diberikan satu tanaman mangrove untuk ditanam dan satu cangkul untuk menggali tanah. Kami harus menanam mangrove di tanah yang berair. Salah satu anggota kelompok, yakni Brahma, mengaku senang mengikuti kegiatan ini karena selain bisa menanam, ia sekaligus bisa bermain air. Menurut anggota kelompok yang lain, yaitu Doni, acara ini dapat membantu menjaga populasi mangrove dan ekosistem laut, karena mangrove adalah bagian dari ekosistem pesisir.

Para mahasiswa pun menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan ini dan kembali ke Management and Science University (MSU) Kota Shah Alam pada Minggu, 24 Juli 2022.

Referensi :

Mendoza, A., Patalinghug, J. and Divinagracia, J., 2019. The benefit of one cannot replace the other: seagrass and mangrove ecosystems at Santa Fe, Bantayan Island. Journal of Ecology and Environment, 43(1).

Arifanti, V., 2020. Mangrove management and climate change: a review in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 487(1), p.012022.

Penulis : Almira Saskia Sabila, Muhammad Muhibbudin Hilmy Asari, Azarine Ariqoh Arysanti Bahyshidqi, Pradityo Rafi Hardono, Nadira Zahra Maulidya Permana, Muhammad Brahma Dwianandra