Mahasiswa FK UNAIR ikuti Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology, and Immunology Competition (SIMPIC) di Mahidol University Thailand

Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology, and Immunology Competition, atau biasa dikenal dengan SIMPIC merupakan salah satu olimpiade kedokteran di bidang infeksi tingkat internasional yang terkenal dan telah diselenggarakan selama 1 dekade oleh Fakultas Kedokteran Universitas Mahidol di Bangkok, Thailand. Tahun ini, SIMPIC diadakan secara online akibat pandemi COVID-19, namun hal tersebut tidak menurunkan semangat para peserta, terbukti dengan total 82 tim yang mendaftar olimpiade ini. Tim yang terdaftar pun juga berasal dari 14 negara, yaitu China, Rusia, Irlandia, Meksiko, Nepal, Sri Lanka, India, Taiwan, Vietnam, Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Masing-masing universitas berhak mengirimkan maksimal 3 tim sebagai delegasi untuk bertanding dalam olimpiade ini.
Perjuangan ini dimulai dari mengikuti seleksi internal FK UNAIR pada semester ganjil 2021 yang diikuti oleh mahasiswa klinik angkatan 2017 dan pre-klinik angkatan 2018, 2019, 2020, 2021. Setelah seleksi dilaksanakan, akhirnya delegasi pun diumumkan. Delegasi terdiri dari 12 orang yang terbagi ke dalam tiga tim, masing-masing tim beranggotakan 4 orang: Tim UNAIR1 beranggotakan Nadia Hidayat (Kedokteran 2018), Yohana Zenitha Triyanti (Kedokteran 2019), Naufal Achmad Tsany Daffa’ (Kedokteran 2018), dan Nabila Rahmaniah (Kedokteran 2020); Tim UNAIR2 beranggotakan Quinamora Estevan Sutantyo (Kedokteran 2019), Alya Mutiara Azzahra (Kedokteran 2019), Calista Felice (Kedokteran 2020), dan Fitri Mazia (Kedokteran 2021); Tim UNAIR3 beranggotakan Muhammad Yasir Syafa’atulloh (Kedokteran 2019), Marselia Febriyanti Sihotang (Kedokteran 2018), Garuda Nusantara Putra Utomo (Kedokteran 2019), dan Maulana Bagus Adi Cahyono atau biasa dipanggil Aan (Kedokteran 2019).
Setelah menjadi delegasi tim pun mempersiapkan diri, kebetulan tahun ini adalah tahun kedua tim mengikuti SIMPIC setelah sebelumnya harus puas dengan posisi 6th pada SIMPIC 2021. Tahun ini Yasir bersama Seli, Garuda, dan Aan tergabung dalam 1 tim. Komposisi tim ini cukup menguntungkan karena mereka berempat di tahun sebelumnya pernah mengikuti SIMPIC sehingga setidaknya tim ini sudah pernah mendapat pengalaman. Karena materi yang diujikan pada olimpiade ini sangat banyak, jadi mereka berempat memutuskan untuk membagi materinya sehingga lebih memudahkan dalam belajar. Singkat cerita setelah semua persiapan dilakukan, baik materi maupun perlengkapan pengerjaan soal, hari-H olimpiade pun tiba.
SIMPIC 2022 terbagi dalam beberapa tahap, yaitu Qualifying Round, Second Round, Revival Round, Elimination Round dan Final Round. Pada Qualifying Round mereka berempat masing-masing mengerjakan soal MCQ secara individu sebanyak 80 butir soal dan pada tahap ini terdapat 2 ranking system, yaitu team ranking dan individual ranking. Team ranking didasarkan pada akumulasi nilai masing-masing peserta dalam 1 tim yang nantinya menentukan apakah tim tersebut masuk ke dalam 40 besar tim yang akan lolos ke tahap Second Round. Lalu, individual ranking didasarkan pada nilai masing-masing individu dimana individu yang berada pada rank 1-30 akan mendapatkan penghargaan individu berupa medali, yaitu medali emas untuk 5 orang teratas, medali perak untuk 10 orang selanjutnya, dan medali perunggu untuk 15 orang selanjutnya. Alhamdulillah, kami lolos ke tahap Second Round, di tahap Second Round ini akan diambil 8 tim dan dari tahap Revival Round akan diambil 2 tim yang akan melaju ke tahap Elimination Round. Dari 10 tim Elimination Round akan diambil 3 tim terbaik untuk bertanding di tahap Final Round. Di tahap Second Round ini terdiri dari soal True/False. Perjuangan mereka pada akhirnya berakhir di tahap Second Round ini, bagi Yasir awalnya ada rasa sedih dan kecewa, namun Alhamdulillah setelah mengetahui pengumuman bahwa Yasir dan 2 orang dari tim mendapatkan penghargaan individu berupa medali, yaitu 2 medali perak dan 1 medali perunggu, rasanya senang sekali. Yasir dan Garuda berhasil meraih medali perak, sedangkan Aan berhasil meraih medali perunggu. Akhir kata, walaupun mereka berempat belum mampu mendapatkan penghargaan tim, namun setidaknya pencapaian ini adalah hal terbaik yang mampu kami persembahkan untuk UNAIR. (M.Yasir)