Mahasiswa FK UNAIR Adu Presentasikan Skripsi Dalam 3 Menit

Untuk pertama kalinya Fakultas Kedokteran UNAIR menggelar kegiatan 3 Minutes Thesis Competition (3MT Competition), Minggu (14/11). Parade Presentasi Skripsi Tahun 2021 ini merupakan ajang perlombaan di mana para finalis terpilih mempresentasikan hasil penelitiannya selama tiga menit. Berbekal satu slide materi saja, 11 finalis adu presentasi.
Salah satunya adalah Octaviana Galuh Pratiwi yang dengan presisi dan penuh semangat mempresentasikan penelitiannya tentang teh hijau dengan senyawa aktif EGCG menurunkan ekspresi NOD3 pada tikus model MCAO. Tak Kalah briliannya, M. Gita Jayanata yang mempresentasikan penelitiannya tentang korelasi status sosial ekonomi terhadap status gizi siswa Kelas 1 SD swasta di Surabaya Utara.
Ketua 3MT Competition, Sofia Zahra Kamila menuturkan, kompetisi ini mengadopsi kompetisi serupa yang telah diselenggarakan di berbagai universitas ternama di luar negeri. Harapannya dengan diadakan acara ini dapat melatih kemampuan mahasiswa dalam menyusun penelitian serta mempresentasikannya. Acara ini diikuti oleh mahasiswa semester 1, 3 dan 5.

“Sebelum sampai ke tahap ini, para peserta telah melewati banyak tahapan mulai dari membuat tesis, mengumpulkan video presentasi beserta slidenya, hingga disaring oleh dewan juri. Dan hasilnya 11 peserta ini yang lolos, “ ujarnya.
Satu hari sebelum final, para finalis juga menjalani coaching clinic untuk mempersiapkan mereka agar tampil maksimal saat final, “Coachnya juga tak kalah luar biasa seperti dr. Abdul Khoirul Rizki Purba, dr.,M.Sc.,Sp.FK., Damayanti, dr., Sp.KK., serta Brihastami Sawitri, Sp. KJ,” tambahnya.
Ketua Program Studi (KPS) Prodi S1 Ilmu Kedokteran, Dr. Purwo Sri Rejeki, dr., M.Kes menuturkan, 3MT Competition ini merupakan kerjasama antara Prodi S1 Ilmu Kedokteran bersama FORISMA. Ia berharap, acara ini dapat terselenggara setiap tahun. Ini karena kegiatan ini memiliki manfaat dalam melatih ketangkasan dan kecerdasan mahasiswa, terutama dalam mengembangkan penelitian.

“Kita sebagai seorang scientist (ilmuwan,Red) harus menjadi seorang yang cerdas. Dan tiga karakter seorang yang cerdas antara lain melakukan simplifikasi, menyederhanakan sesuatu yang kompleks. Menyederhanakan bahasa scientific (ilmiah,Red) sehingga bisa ditangkap masyarakat awam, serta kemampuan untuk menekan ego atau subjektifitas dalam menjalankan penelitian,” terangnya.
Wakil Dekan 1 FK UNAIR, Dr. Ahmad Chusnu Romdoni, dr., Sp.THT-KL (K), FICS mengapresiasi kegiatan ini. Ia menyebut ini merupakan kegiatan yang positif untuk meningkatkan keingintahuan serta publikasi mahasiswa.

“Penelitian bagi mahasiswa adalah sebuah aktualisasi diri. Sebuah pembuktian terkait pertanyaan atau fenomena yang dilihat sehari-hari terutama terkait pada halk-hal yang berkaitan kedokteran,” paparnya.
Terakhir, ia juga mengapresiasi para finalis atas kecintaannya kepada penelitian. Ini, lanjutnya menjadi bekal yang sangat bermanfaat dalam menyusun skripsi di semester 6 dan 7 nantinya. (ISM)