Konsultan Bedah Digestif FK Unair Imbau Waspadai BAB Berdarah

SURABAYA – Buang Air Besar (BAB) bercampur darah sering dianggap remeh. Namun sebenarnya ini menjadi gejala atau penunjuk adanya penyakit saluran cerna berbahaya.
Konsultan Bedah Digestif dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), dr. Edwin Danardono, SpBK-BD memberikan edukasi tentang BAB Berdarah di DokterUnairTV, 1 Juni 2022.
BAB bercampur darah bisa terjadi pada kasus-kasus peradangan di usus halus dan usus besar. Termasuk keganasan pada saluran cerna bagian bawah yakni kanker usus besar yang angka kematiannya nomor empat terbesar dari seluruh kasus kanker.
“Karenanya saat ini sedang dikampanyekan deteksi dini kanker usus besar. Salah satunya melalui memeriksa apakah beraknya bercampur darah,” paparnya.
Jika sudah terdeteksi mengalami berak bercampur darah dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan. Karena pada prinsipnya tidak ada sel darah di feses. Sehingga jika ada sedikit, itu pasti karena terjadi pendarahan tersembunyi pada saluran cerna.
Apalagi jika seorang mengalami berak bercampur darah yang dibarengi dengan penurunan berat badan. Juga jarang buang air besar maupun diare yang tidak ada makanan pemicu sebelumnya.
Semakin dini terdeteksi, semakin cepat juga penanganannya. Angka harapan hidup pasien pun bisa semakin tinggi.
“Kuncinya kalau sudah mengalami berak bercampur darah, jangan menunggu waktu untuk periksa ke dokter. Selanjutnya bisa ditentukan untuk menjalani pemeriksaan lab ataupun endoskopi (pemeriksaan melalui video),” terangnya.