Kolaborasi Staf dan Alumni FK UNAIR Door to Door ke Masyarakat Pulau Sapudi dalam Rangka Peningkatan Cakupan Vaksinasi COVID-19

Pada hari Jum’at, tanggal 10 September 2021, tim yang terdiridari RSTKA Universitas Airlangga dan tujuh alumni dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mendarat di Pulau Sapudi. Pulau Sapudi merupakan pulau pertama dari belasan pulau di Madura, yang menjadi target edukasi dan persuasi masyarakat terkait vaksinasi COVID-19. Program edukasi dan persuasi ini bernama MARCO-19.
Edukasi yang mereka lakukan menggunakan metode door to door. Tim MARCO-19 mendatangi sekelompok masyarakat secara langsung, dan mengajak mereka untuk melakukan diskusi secara terbuka.
Tim MARCO-19 adalah tim gabungan yang terdiri dari staf pengajar, mahasiswa dan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Staf pengajar dan mahasiswa yang terdiri dari dr. Yoppie Sp.An, dr. Agus Harianto Sp.B, dr. Anton (PPDS Anestesi), dr. Bayu (PPDS Obsgyn) dan dr. Radin (PPDS Bedah). Disisi lain Alumni yang turut terjun adalah dr Sherly Yolanda, dr Pandit Bagus, dr Sandilino Putra, dr Neisya Intan, dr Erlyta Zulfaizah, dr Siti Nurul, dr Faradila Budi dan dr Kadek Dhanya.
Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama setelah mendarat, dr. Erlyta Zulfaizah selaku PJ bersama tim menghadiri forum lintas sektor bersama pejabat di desa tersebut. Forum tersebut dihadiri oleh Kepala Desa serta perwakilan TNI, POLRI, Forpinka, dan Puskesmas. Pada kesempatan itu, dr Agus Sp.B, dr. Erlyta, dr. Pandit, dr. Sherly dan dr. Nurul membahas tentang alasan kurangnya vaksinasi di Pulau Sapudi ini. Diskusi berlangsung dengan baik, para pejabat desa juga memberikan feedback yang positif.

Pada hari selanjutnya, di tanggal 11 dan 12 September 2021, tim MARCO-19 berkeliling di dua desa sekaligus, yaitu Desa Nonggunong dan Desa Gayam. Selama melakukan edukasi, tim Marco-19 mendapat berbagai macam reaksi. Ada yang sangat tertarik dan penasaran, ada yang biasa saja, bahkan ada yang langsung menolak
“Menurutku rendahnya vaksinasi disini ada 2 faktor ya. Yang pertama akses internet disini sangat terbatas. Dan yang kedua pengaruh tokoh masyarakat disini lumayan besar. Jadi kita edukasi dulu tokohnya, baru kita terjun ke masyarakat langsung” Ujar dr. Erlyta Zulfaizah
Salah satu temuan unik yang terdapat di Desa Nonggunong dan Gayam ini adalah banyaknya rumah megah, tetapi tidak ditempati oleh pemiliknya. Banyak dari warga di desa ini pergi merantau ke kota lain, seperti Jakarta, Surabaya, Lombok, dan lain sebagainya.
“Kita semua juga sempet bingung. Apakah vaksinasi yang rendah ini dikarenakan data orang yang merantau ini tidak terekap, atau bagaimana. Soalnya di puskesmas pun data vaksinasi tidak tercatat dengan baik”
Selain itu, muncul rumor yang menjadi tantangan tersendiri bagi dr. Erlyta dan tim. Yaitu, adanya masyarakat yang mengaku mengalami kelumpuhan tangan, sesaat setelah melakukan vaksin. Berita ini pun menyebar dengan cepat ke penjuru desa.

Namun untungnya, tim MARCO-19dapat menjelaskan dan meredam kabar yang kurang baik tersebut. Masyarakat yang awalnya apatis dan tidak percaya, akhirnya banyak yang membuka diri dan merasa tertarik dengan pembahasan tim MARCO-19
Sebagai antisipasi tindakan lanjutan, tim MARCO-19 menyimpan seluruh kontak dari petinggi desa yang hadir dalam forum lintas sektor. Hal ini dilakukan, supaya apabila muncul hoax di Pulau Sapudi, tim MARCO-19 dapat membantu meluruskan kabar tersebut. Ini penting, supaya kesalahan informasi seperti kabar “vaksin membuat lumpuh” tidak terulang kembali.
“Harapan tim kami dan kita semua tentunya, cakupan vaksinasi di Madura ini segera meningkat. Dan alhamdulillah, per bulan Oktober saat kita kembali ke Surabaya, jumlahnya memang meningkat.” Pungkas dr. Erlyta Zulfaizah.
Penulis: Pandit Bagus Tri Saputra dan Alfatih Muhammad Ismail