Juni 27, 2022

Kisah Bryant Lim Po Yuen dari NUS Singapura, Mahasiswa Exchange FK UNAIR Pertama Setelah Pandemi

Seiring situasi pandemi yang mereda, kegiatan perkuliahan mahasiswa kedokteran kembali berjalan normal. Salah satu yang tak mau melewatkan kesempatan adalah Bryant Lim Po Yuen. Mahasiswa kedokteran dari National University Singapore ini belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) untuk mengikuti pertukaran pelajar. Melalui program yang diadakan oleh International Federation of Medical Student’s Association (IFMSA).

Selama satu bulan, Bryant menjadi mahasiswa koass FK UNAIR. Ia bergabung dengan yang lain mendalami ilmu kardiovaskuler, sesuai peminatannya di RSUD Dr. Soetomo.

“Mahasiswa tingkat tiga di kampus kami diwajibkan untuk mengambil modul elektif. Boleh di bidang kedokteran, boleh bidang yang lain. Karena saya tertarik dengan bidang kardiovaskuler, saya tetap mengambil kuliah di bidang saya,” terangnya.

Tentu, Bryant sadar kualitas pendidikan di NTU kurang lebih sama bahkan jauh lebih baik dibandingkan di Indonesia. Namun banyak faktor yang membuatnya tertarik untuk memilih Indonesia. Salah satunya dari segi budaya dan alam. Toh ia mengakui, banyak hal yang dia pelajari selama menjadi dokter muda di FK UNAIR.

“Di RSUD Dr. Soetomo saya terpapar banyak kasus yang tidak ada di Singapura. Dan ini akan membantu saya karena 80 persen pasien yang berobat di Singapura juga berasal dari Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia,” terangnya.

Naik ke Gunung Agung Hingga Makan Sate

Sebagai pecinta alam, Bryant tidak mau melewatkan kesempatan untuk mengeksplor keindahan alam Indonesia. Bahkan selama satu bulan ini, dia sempat mendagi Gunung Agung di Bali dan juga melakukan perjalanan ke Malang dan Yogyakarta.

“Saya mencintai alam dan kegiatan yang berkaitan dengannya. Saya suka mendaki dan bersepeda. Karenanya saat ada nama Indonesia di daftar lokasi exchange, saya pilih Indonesia,” terangnya.
Mahasiswa berusia 23 tahun ini juga menggemari masakan Indonesia. Sate ayam, nasi goreng, beberapa sambelan sudah ia coba semua.

Bryant,beruntung, selama di Surabaya dia didampingi oleh teman-teman dari Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA). Yang sejak penjemputan di bandara, mencarikan tempat tinggal, menguruskan administrasi hingga mengajaknya mengeksplor Indonesia.

Dibuatkan Upacara Perpisahan

FK UNAIR menaruh perhatian yang besar kepada mahasiswanya. Karenanya ketika tahu Bryant akan meninggalkan Surabaya, dekanat membuatkan acara pelepasan formal, Jumat lalu.

Acara pelepasan ini dipimpin langsung oleh Wakil Dekan I FK UNAIR, Dr. Achmad Chusnu Romdhoni, dr., Sp.THT-KL(K), FICS di ruang sidang A. Diikuti oleh anggota CIMSA FK UNAIR.

“Saya merasa terhormat dibuatkan acara seperti ini. Saya akan membagikan pengalaman saya selama belajar di sini sehingga ke depan akan semakin banyak mahasiswa exchange di FK UNAIR,” tukasnya. (ISM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *