Kepatuhan Pengobatan pada Anak Down Syndrome dengan Penyakit Tiroid Autoimun Selama Pandemi COVID-19

Covid-19 merupakan penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Covid-19 menyebabkan pandemi yang mengharuskan terjadinya pembatasan sosial untuk mencegah penularan penyakit ini. Semua sektor terpengaruhi oleh pembatasan ini. Hal ini juga menyebabkan krisis pada sektor kesehatan. Layanan kesehatan Indonesia menghadapi banyak masalah, termasuk kekurangan tenaga medis, rantai pasokan medis yang tidak memadai, dan infrastruktur kesehatan yang tidak memadai untuk menangani peningkatan kasus COVID-19. Selain itu, sistem rujukan pasien juga tidak bisa terlaksana dengan optimal. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas layanan yang diberikan pada kasus non-COVID, seperti pasien dengan penyakit kronis.
Selama pandemi COVID-19, terjadi perubahan luar biasa yang berdampak pada sistem layanan kesehatan, salah satunya adalah kurangnya ketersediaan atau aksesibilitas obat-obatan. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya kepatuhan pengobatan bagi banyak pasien penyakit kronis yang memerlukan kunjungan berulang, tindak lanjut, pemeriksaan, pengisian ulang resep dan akses ke fasilitas kesehatan. Pasien mengalami kesulitan mengunjungi rumah sakit dan mendapatkan obat-obatan, yang menempatkan mereka pada risiko memperburuk perjalanan penyakit mereka. Termasuk pasien anak dengan Sindrom Down.
Sindrom Down adalah kelainan bawaan yang disebabkan ketika proses pembelahan sel menghasilkan bahan genetik tambahan pada kromosom nomor 21. Sindrom Down dapat menyebabkan penampilan wajah yang khas, retardasi mental, keterlambatan perkembangan, penyakit jantung bawaan, dan penyakit tiroid. Penyakit tiroid yang biasa diidap oleh pasien dengan Sindrom Down adalah Penyakit Tiroid Autoimun. Pada penyakit ini, organ tiroid yang menghasilkan hormon terganggu karena diserang oleh imunitas tubuh. Penyakit Tiroid Autoimun yang paling sering terjadi adalah Hipotiroid Autoimun. Hipotiroid autoimun menyebabkan penurunan dari hormon tiroid. Hipotiroid Autoimun adalah penyebab retardasi mental yang bisa diobati. Penyakit Tiroid Autoimun mempunyai manifestasi paling umum seperti tiroiditis Hashimoto/hipotiroidisme autoimun. Hipotiroidisme adalah penyebab keterbelakangan mental yang dapat diobati. Oleh karena itu, kurangnya pengobatan yang tepat dapat memperparah keterbelakangan anak-anak serta mempengaruhi proses pertumbuhan. Maka dari itu, penatalaksanaan yang memadai pada pasien dengan penyakit tiroid tetap penting selama pandemi, namun hal ini dapat terganggu karena pembatasan layanan kesehatan.
Pada tahun 2021, dilakukan penelitian di RSUD Dr Soetomo Surabaya tentang kepatuhan pengobatan anak dengan Sindrom Down yang disertai Penyakit Autoimun Tiroid selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan berobat ke rumah sakit menurun drastis saat pandemi COVID-19. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kepatuhan minum obat.
“Sebagian besar pasien (sindrom down) dengan penyakit tersebut (CoVID-19) menerima obat tanpa resep. Sebagian lainnya membeli obat sendiri. Hambatan paling umum yang dihadapi pasien selama pandemi untuk melakukan kunjungan tindak lanjut dan minum obat adalah pembatasan lockdown, kehabisan obat, dan orang tua pasien keduanya bekerja.” komentar Dr. Yuni Hisbiyah, dr., MMRS., Sp.A, yang merupakan seorang spesialis anak, di divisi endokrin FK Unair – RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Obat-obatan habis selama serangan pandemi COVID-19 telah ditetapkan sebagai salah satu hambatan utama dalam penelitian ini bagi pasien untuk mendapatkan terapi rutin. Penggunaan obat-obatan yang diprioritaskan untuk pasien COVID-19 disebabkan persediaan obat-obatan untuk penyakit kronis berkurang. Selain itu, perusahaan manufaktur obat sedang sibuk berupaya memproduksi obat-obatan dan peralatan yang ditujukan untuk menangani COVID-19. Penyediaan obat-obatan impor juga diprioritaskan untuk pasien COVID-19, sehingga obat-obatan esensial tidak tersedia atau sulit diperoleh bagi penderita penyakit kronis.
Pada pandemi COVID-19, banyak orang yang merasa dirinya sakit membeli obat-obatan sendiri. Hal ini tidak terjadi di Indonesia saja namun juga di seluruh dunia. Namun, jika tidak digunakan sebagaimana mestinya, hal ini dapat menyebabkan masalah serius seperti toksisitas obat, interaksi obat, ketergantungan obat, resistensi mikroba, dan pemborosan sumber daya medis. Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah menjalankan sistem rujukan berjenjang. Pasien bisa mengakses layanan kesehatan di pelayanan kesehatan primer terdekat dan tidak perlu jauh-jauh ke pelayanan tersier dengan spesialis. Telemedicine juga diadakan untuk menghindari kontak fisik, namun pasien tetap dapat mendapatkan layanan kesehatan.
Strategi pendekatan pelayanan kesehatan melalui sistem rujukan berjenjang dan telemedis perlu dilaksanakan secara cermat dengan mempertimbangkan seluruh sumber daya yang tersedia di seluruh wilayah di Indonesia yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Selain itu, pelatihan di bidang kesehatan juga penting sebagai persiapan menghadapi kondisi darurat seperti perang atau invasi, suatu kondisi darurat yang mungkin dialami oleh sistem kesehatan di Indonesia selain pandemi COVID-19.
Penulis Artikel: Dinar
Sumber : Hisbiyah, Y., Endaryanto, A., dkk. 2023. Medication Adherence in Children with Down Syndrome with Autoimmune Thyroid Disease During the COVID-19 Pandemic: Indonesian Study. ( diakses pada: https://doi.org/10.5812/compreped-134122)