Desember 7, 2022

Kekurangan Dokter Spesialis, RSUD A.M. Parikesit Kutai Kartanegara Kunjungi FK UNAIR

Fakultas Kedokteran Unversitas Airlangga (FK UNAIR) mendapat kunjungan dari Rumah Sakit Parikesit Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa, 06 Desember 2022. Kunjungan dalam rangka diskusi mengenai program potensial untuk perjanjian kerjasama (MoU) antara kedua belah pihak dalam upaya pemenuhan dokter spesialis di daerah.

Direktur RSUD. Parikesit, Ismi Mufiddah, SKM, MPH menyampaikan, RSUD Parikesit merupakan rumah sakit milik daerah Kalimantan Timur. Namun seperti rumah sakit daerah pada umumnya, RSUD Parikesit memiliki tantangan kekurangan SDM dari dokter spesialis. Padahal rumah sakit tipe C ini menjadi rujukan rumah sakit lain di daerahnya.

Terbatasnya dokter spesialis ini misalnya, RSUD Parikesit sendiri saat ini hanya memiliki satu spesialis anestesi. Padahal dokter anestesi harus selalu ada disetiap operasi. Pun dengan dokter spesialis jantung yang saat ini belum ada. Padahal kasus kematian karena jantung sangat tinggi jumlahnya.

“Berbagai upaya untuk mencukupi kebutuhan dokter spesialis juga sudah kami lakukan. Misalnya dengan mendatangkan dokter tamu atau menyekolahkan putra-putri daerah untuk mengabdi di daerah. Namun rupanya upaya tersebut tetap menghadapi kendala. Misalkan dokter tamu yang hanya bisa mengabdi beberapa tahun saja, atau dokter dari daerah yang enggan kembali ke daerah setelah tamat spesialis.
Apakah memungkinkan jika ada kerjasama stase PPDS di FK UNAIR ini ke RS Parikesit?” tanyanya dalam forum ujarnya di Sidang C.

Wakil Dekan 3 FK UNAIR, Dr. Sulistiawati, dr., M.Kes menyampaikan, upaya paling efektif untuk menutup kekurangan doter spesialis adalah dengan menyekolahkan dokter-dokter di daerah. Tinggal PR nya adalah menyiasati agar yang sudah lulus mau kembali.

Karenanya, MoU mengenai tri dharma perguruan tinggi menjadi salah satu pilihan terbaik. MoU akan mempermudah mitra untuk menjalin hubungan baik dengan FK UNAIR.

“Kami akan memprioritaskan calon PPDS dari institusi yang sudah melakukan MoU dengan kami tapi tetap dengan mempertimbangkan standar kelayakan,” tambah Dokter Sulis.

Memanfaatkan program Pendaya Gunaan Dokter Spesialis (PGDS) dari pemerintah juga menjadi alternatif yang bisa dimanfaatkan rumah sakit di daerah.

Selama ini putaran stase di rumah sakit luar juga dilakukan di FK UNAIR. Biasanya PPDS mendapatkan waktu satu bulan di rumah sakit yang sudah menjalin kerjasama. Namun itu kembali kepada program studi masing-masing serta kompetensi yang dibutuhkan di daerah.

“Kalau untuk stase ke Kalimantan sepertinya tidak mudah. Karena kami juga mempertimbangkan ada tidak kasusnya dan sesuai dengan usaha kita mengirim atau tidak. Karena kembali lagi dokter-dokter PPDS ini masih belajar dan memerlukan paparan kasus yang banyak,” jelas Dokter Sulis.

Penulis : Ismaul Choiriyah