Hubungan Antara Soluble Receptor for Advanced Glycation End Products Serum dan Derajat Keparahan Pasien COVID-19

sumber foto : blog.unilabs.pt
sumber : https://www.unair.ac.id/2022/07/01/hubungan-antara-soluble-receptor-for-advanced-glycation-end-products-serum-dan-derajat-keparahan-pasien-covid-19/
COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV2 menjadi pandemi diseluruh dunia pada akhir tahun 2019. Gejala klinis yang paling sering ditemui adalah demam, batuk, dan sesak napas. Sistem imunitas innate merupakan lini pertama dalam pertahanan host terhadap infeksi virus yang pada akhirnya membentuk signal kerusakan jaringan seperti HMGB1. sRAGE merupakan reseptor multi ligand yang salah satu ligannya adalah HMGB1 yang interaksinya dapat meningkatkan respons inflamasi. Terdapat banyak biomarker yang baik dalam menentukan infeksi, namun belum dapat secara dini mendeteksi kerusakan jaringan. sRAGE merupakan biomarker yang secara dini dapat mendeteksi adanya kerusakan jaringan.
Hubungan Biomarker sRAGE dengan Derajat Keparahan COVID-19
Derajat keparahan COVID-19 berdasarkan WHO dibedakan menjadi ringan, sedang, berat, dan kritis. Gejala klinis yang paling sering ditemui didominasi oleh gejala pneumonia. Pemeriksaan biomarker juga sering dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan dari pneumonia seperti prokalsitonin, Creactive protein (CRP), copeptin, pro-ANP (atrial natriuretic peptide), adrenomedullin, kortisol dan D-dimers. Biomarker tersebut baik dalam menentukan infeksi pada peneumonia, namun belum dapat secara dini untuk mendeteksi adanya kerusakan jaringan yang pada akhirnya pasien datang sudah dengan kondisi yang lebih parah. Pada penelitian terbaru yang dilakukan Rodrigo M et al dalam bidang imunologi telah melakukan pemeriksaan soluble RAGE (sRAGE) sebagai biomarker keparahan pneumonia komunitas dan secara dini dapat mengetahui adanya kerusakan jaringan pada ARDS.
Patofisiologi yang terjadi pada COVID-19, salah satunya adalah proses inflamasi. Salah satu proses inflamasi apabila terjadi pneumonia ditandai dengan meningkatnya Receptor for Advanced Glycation Endproducts (RAGE). RAGE adalah salah satu reseptor non-enzimatik dari Advanced Glycation Endproducts (AGEs) yang memiliki reseptor multi ligand yaitu sebuah domain tipe V, dua domain tipe C, sebuah domain transmembran, dan sebuah cytoplasmic tail. RAGE memiliki beberapa ligand diantaranya AGEs, S100/calgranulins, dan HMGB I yang terdapat pada sel-sel vaskular yang berbeda seperti sel endotelial, sel neuronal, sel otot polos atau sel-sel inflamasi (monosit). HMGB I merupakan salah satu ligand RAGE yang berperan dalam terjadinya sepsis dimana dapat menstimulasi terbentuknya sitokin bersamaan dengan TLR pada sistem imun sel (sel B). RAGE berinteraksi dengan ligandnya akan menyebabkan terbentuknya Reactive Oxygen Species (ROS) yang akan mengaktivasi oksidasi NADPH. Akhir dari proses tersebut akan memediasi terbentuknya sel-sel inflamasi. Trianta et al. menyebutkan bahwa terdapat dua proses interaksi RAGE dengan ligandnya yang berhubungan dengan proses inflamasi, yaitu interaksinya dengan leukosit dan pada sel endotelial, RAGE adalah sebuah reseptor yang adesif dan secara langsung membentuk sel-sel inflamasi. Akumulasi ligand RAGE diprediksi dapat menyebabkan stimulasi sel kronik dan kerusakan jaringan.
RAGE diekspresikan dalam membrane-bound form (fl-RAGE atau mRAGE) dan soluble forms pada domain transmembran. Soluble RAGE diproduksi oleh pembelahan proteolitik dari fl-RAGE dan alternatif penyambung mRNA. Penelitian yang dilakukan Raphael et al menjelaskan pemberian sRAGE pada hewan coba juga dapat berinteraksi dengan ligand RAGE tersebut. Berdasarkan penelitian-penelitian ini, peran sRAGE menjadi sangat penting dalam penentuan diagnosa COVID-19 dengan cepat berdasarkan derajat keparahannya, sehingga perencanaan perawatan yang efektif dan adekuat dapat diberikan secara dini untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari pasien COVID-19. Sebagai tambahan, kadar sRAGE di dalam serum dapat mendeteksi dini kerusakan jaringan yang akan memengaruhi derajat keparahan pasien COVID-19 dimana biomarker yang telah ada belum dapat mendeteksi proses kerusakan jaringan secara dini. Penelitian sRAGE di dalam serum pasien COVID-19 masih terbatas dan belum pernah ada di Indonesia walaupun beberapa penelitian telah dilakukan di negara-negara lain. Biomarker ini juga mudah digunakan dan dengan biaya yang lebih terjangkau.
Metode dan Hasil
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sample yaitu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini jumlah sampel terpenuhi setiap populasi penelitian yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan sebagai sampel sampai besar sampel yang dibutuhkan terpenuhi. Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita COVID-19 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari bulan Mei 2020 sampai Oktober 2020. Penderita COVID-19 yang memenuhi kriteria inklusi akan diberikan penjelasan tentang penyakitnya dan bila bersedia mengikuti penelitian maka penderita menandatangani informed consent.
Pada penelitian ini rerata nilai sRAGE serum derajat berat (severe) lebih tinggi dibandingkan kelompok derajat tidak berat (non-severe) dengan nilai 1,79 ng/mL dan 0,82 ng/mL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa didapatkan hubungan signifikan nilai sRAGE serum dengan derajat keparahan COVID-19 Sesak napas dan DM merupakan gejala dan komorbid terbanyak pada sampel.
Penulis: Gusti Noor Ramadany Saputra, Resti Yudhawati, dan Munawaroh Fitriah
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2049080122000632
Gusti Noor Ramadany Saputra, Resti Yudhawati, and Munawaroh Fitriah Hs (2021). Association of soluble receptor for advanced glycation end-products (sRAGE) serum on COVID-19 severity: A cross-sectional study. Annals of Medicine and Surgery, 74(2022): 103303https://doi.org/10.1016/j.amsu.2022.103303