FK UNAIR Perkuat Kerjasama dengan Leiden University Medical Center

Fakultas Kedokteran UNAIR memperkuat kerjasama dengan Leiden University Medical Center (LUMC) Belanda. Rabu kemarin, (9/2) FK UNAIR menggelar zoom meeting dengan Dekan Fakultas Kedokteran Leiden University Medical Center, Prof. Dr. P.C.W. Hogendoorn membahas kerjasama ini.
Wakil Dekan 3, Dr. Sulistiawati, M.Kes menuturkan, kerjasama ini sudah terjalin sejak Tahun 2017. Melalui pertemuan daring kemarin, Wakil Dekan 3 berharap kerjasama bisa dikembangkan lebih luas lagi. Terutama dalam bidang riset dan pendidikan.
“Riset yang sudah pernah dilakukan dengan Departemen Orthopaedi dan Traumatologi akan dikembangkan lagi tahun ini,” terangnya.
Pengembangan riset ini ditindak lanjuti dengan mengirimkan Kukuh Dwiputra Hernugrahanto, dr., Sp.OT(K) dari Departemen Orthopaedi dan Traumatologi FK UNAIR untuk menempuh short course ke LUMC, Mei mendatang.
Dalam perjanjian kerjasama sebelumnya, departemen yang terlibat dalam MOU ada dua, antara lain Departemen Patologi Anatomi dan Departemen Orthopaedi dan Traumatologi. Ke depan FK UNAIR berharap departemen yang terlibat semakin banyak.
“Kemarin dari Departemen Obgyn juga menyatakan kesediaannya. Juga Prodi S3 untuk studi Ph.D,” tambahnya.
FK UNAIR juga akan mendatangkan dosen tamu dari LUMC. juga menjadikannya sebagai adjunt professor
Dari pertemuan itu juga ada wacana bahwa akan ada program pertukaran pelajar untuk mahasiswa jenjang S1 antara kedua belah pihak.
Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso,dr.,Sp.OG(K) menambahkan, FK UNAIR akan terus memperluas kerjasama dengan universitas di luar negeri.
Sebelumnya FK UNAIR telah menjalin kerjasama dengan Oita University Jepang. Selain itu juga ada kerjasama dengan China Medical University (CMU).
“Kami juga telah melakukan kerjasama untuk double degree di Melbourn dan Ph.D di Oita dan double degree S2 di Mahidol University, Bangkok,” terangnya.
Dekan saat ini juga tengah menjajaki cara bagaimana agar mahasiswa S3 FK UNAIR juga menjadi mahasiswa S3 di universitas mitra luar negeri. Sehingga saat lulus mengantongi dua gelar sekaligus yakni doktor dan PhD.
Perluasan kerjasama dengan universitas luar negeri dikatakan dekan penting sebagai upaya internasionalisasi FK UNAIR.
“Cita-cita kami, 10-20 tahun lagi dosen-dosen kita yang ada di FK UNAIR ini sudah memiliki visi tentang sistem globalisasi sehingga lulusan kita tidak ketinggalan dengan lulusan luar negeri,” tukasnya. (ISM)