FK UNAIR Kunjungi FK Groningen

Perjalanan Dekan dan jajarannya di Belanda masih berlanjut. Setelah sebelumnya mengunjungi Universitas Leiden dan Erasmus di Rotterdam, jujukan selanjutnya University Medical Center (UMC) Groningen. Dalam kunjungan ini, Dekan bertemu dengan Renzo Tuinsma dari bagian International Relations, Mobility & Alumni, Selasa, 27 September 2022.
Pertemuan ini mengevaluasi dan merencanakan ulang program pertukaran pelajar antara Groningen dan FK UNAIR yang berjalan cukup lama. Diharapkan melalui forum tersebut, program yang berjalan lebih baik ke depan.
“Jadi FK UNAIR setiap tahunnya menerima mahasiswa S1 inbound di FK UNAIR. Mereka belajar ke departemen. Nah kami membahas beberapa masukan dari mahasiswa ini sehingga program yang sudah ada ini semakin baik ke depan,” terang Dekan, Prof.Dr.Budi Santoso, dr., Sp.OG(K).
Di UMC Groningen, Dekan juga berdialog dengan Prof Pieter JJ Sauer yang telah lama bekerja sama dalam pendidikan dan penelitian dengan Divisi Neonatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak dari berbagai Universitas di Indonesia, termasuk di Universitas Airlangga.
“Tahun lalu, staf dosen FK UNAIR dari Divisi Neonatologi, Mahendra, dr., Sp. A., Ph.D telah menamatkan studi Ph.D di sini dan membuka jalan untuk penelitian dan kolaborasi lebih lanjut,” tambah Dekan.
Setelah Departemen Ilmu Kesehatan Anak, nantinya kerjasama riset juga akan dikembangkan bersama dengan Departemen Bedah Saraf.

Pembahasan Mengenai Double Degree
Dari kunjungan di Groningen ini lahir sebuah wacana untuk membuka program double degree antara FK UNAIR dengan UMC Groningen. Nantinya, mahasiswa FK yang masuk mendaftarkan program double degree akan mendapatkan dua gelar, yakni sarjana kedokteran dan bachelor of science atau sarjana sains.
Hal ini dibenarkan oleh Wakil Dekan 1, Dr. Achmad Chusnu Romdhoni, dr., Sp.T.H.T.K.L (K), FICS, “Karena peraturan di Eropa tidak mengizinkan mahasiswa dari luar eropa mengambil keahlian kedokteran di sana. Jadi kesepakatan kami, mahasiswa yang mengambil program double degree nanti belajar sains di luar kedokteran di Groningen,” tukasnya. (Ayodhia/Isma)