Agustus 10, 2022

Dosen FK UNAIR Jadi Narasumber Webinar Edukasi Kesehatan

Dosen FK UNAIR Jadi Narasumber Webinar Edukasi Kesehatan
Dr Eighty: Atasi Vaginismus, Harus Tahu Sebabnya

Banyak hal yang menyebabkan terjadinya gangguan hubungan suami istri. Salah satunya adalah vaginismus. Vaginismus merupakan gangguan kontraksi involunter pada otot vagina yang terjadi saat mulai terjadi penetrasi saat hubungan seksual, sehingga akan terjadi kesulitan penetrasi.

Edukasi tentang ini dibagikan staf dosen Fakultas Kedokteran UNAIR, Dr Eighty Mardiyan Kurniawati, dr, SpOG (K) dalam sesi webinar pada 10 Juni 2022 yang diadakan bersama ovutest

Sementara jenis vaginismus, lanjut dr Eighty, dibagi menjadi dua. Pertama, vaginismus primer, yaitu kelainan tidak bisa dimasukkan sedari awal saat berhubungan suami istri.

Kedua, vaginismus sekunder, yakni kondisi saat seseorang pernah mengalami penerobosan pada saat hubungan suami istri. Kemudian, karena satu hal menjadi penyebab munculnya penyakit tersebut.

“Prinsip pengobatannya tergantung pada penyebab. Karena itu, harus dilakukan pemeriksaan secara detail, meliputi sisi psikologis maupun anatomisnya,” tutur staf Departemen Obstetri dan Ginekologi ini.

Jika disebabkan karena faktor psikologi, seperti rasa terlalu takut, jangan malah dipaksa karena justru makin memperparah kondisinya, bahkan menyebabkan trauma.

“Psikologis dan anatominya juga dibenahi. Terapinya macam macam, mulai latihan kegel untuk melatih otot-otot di seputar area kewanitaaan sehingga bisa berkontraksi dan berelaksasi sesuai kemampuan,” paparnya.

Pengobatanya juga bisa dilakukan dengan cara dilatasi mandiri. Pasien menyiapkan alat dilator sendiri, dari yang paling kecil hingga besar.

“Bisa juga dibantu oleh pihak kedokteran dengan memberikan injeksi botoks di seputar otot-otot di daerah kewanitaan supaya dapat terjadi relaksasi,” jelasnya.

Hubungan seksual, lanjut Dr Eighty, bukan segalanya bagi suami istri. Akan tetapi hubungan suami istri tanpa hubungan seksual mungkin jadi kurang atau bahkan hambar.

“Karena bagaimanapun juga, hubungan seksual itu bukan hanya rekreasi, tetapi juga upaya untuk meneruskan keturunan,” pungkasnya. (ety)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *