Agustus 11, 2022

Dosen FK UNAIR Edukasi Glaukoma dalam di Dokter Unair TV : Bisa Sebabkan Kebutaan Permanen

SURABAYA – Penyakit glaukoma merupakan penyakit penyebab kebutaan kedua setelah katarak. Bedanya, jika katarak bisa disembuhkan melalui operasi, glaukoma tidak. Penyakit ini bisa menyebabkan pasiennya mengalami kebutaan permanen jika terlambat  penanganan.

Dosen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), dr Yulia Primitasari, SpM(K) menyebut, glaukoma adalah si pencuri penglihatan. Karena seringkali penyakit ini muncul tanpa gejala dan tiba-tiba saja penglihatan hilang.

“Glaukoma itu kerusakan saraf penglihatan (saraf optik).Kerusakan saraf ini dapat menimbulkan penyempitan lapang pandangan hingga sampai menimbulkan lubang yang sangat kecil dan bisa berakhir di kebutaan,” terangnya dalam tayangan di DokterUnairTV, 18 Maret 2022.

Beberapa faktor risiko glaukoma antara lain peningkatan tekanan bola mata. Jika tekanan bola mata normal berada di angka 10-21 mmH20, pada pasien glaukoma, bisa sampai 30mmH20.

Peningkatan tekanan ini biasanya datang tidak serta merta. Melainkan butuh waktu bertahun-tahun. Karenanya seringkali gejalanya tidak dirasakan penderita. Dan biasanya, karena terlambat dideteksi, pupil optil sudah mengalami kerusakan sehingga lapang pandang terus menyempit.

Penyempitan pandangan ini dari tepi. Jadi seringkali tidak terasa. Berawal dari tepi kemudian semakin sempit dan membentuk panel vision atau pandangan seperti lorong yang lama kelamaan menghilangkan kemampuan penglihatan.

“Jadi kalau lapang pandangan menyempit, penglihatan turun, maka dia sudah tidak bisa terang lagi. Walaupun sudah dilakukan tindakan,” paparnya.

Deteksi dini atau skrinning bisa menyelamatkan penglihatan. Setelah terdeteksi glaukoma dan mendapatkan obat, pasien juga diwajibkan agar disiplin dalam mengkonsumsi obat. Karena kepatuhan dalam mengkonsumsi obat ini sangat berpengaruh pada efektifitas pengobatan glaukoma.

“Pesan dari kami, lakukan pemeriksaan rutin mata 2-3 tahun sekali. Terutama saat usia di atas 40 thn. Terutama klau anda punya resiko-resiko penyakit yg mengganggu kesehatan mata,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *