Agustus 12, 2022

Dokter Spesialis Mata Berikan Edukasi Pencegahan Kebutaan Akibat Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus kini menjadi penyakit yang banyak diderita penduduk Indonesia. Diperkirakan angka kejadian diabetes mellitus akan terus meningkat sebanyak 55% di tahun 2035. Pada mata, diketahui bahwa diabetes mellitus dapat menyebabkan kerusakan saraf mata (retina) atau disebut dengan retinopati diabetik. Apabila tidak dilakukan pencegahan dan penanganan dengan baik, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan permanen.

Menurut survey Rapid Assesment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2015 di Jawa Timur, kebutaan akibat retinopati diabetik menduduki peringkat keempat (1,6%). Angka ini cukup kecil jika dibandingkan dengan katarak yang menduduki peringkat pertama (81,1%). Namun berbeda dengan katarak, retinopati diabetik sebagian besar timbul pada kelompok usia produktif. Selain itu, dengan kemajuan intervensi terkini, kebutaan akibat katarak tidak bersifat permanen.

Melihat urgensi tersebut, Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK UNAIR-RSUD dr. Soetomo melalui media Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) mengadakan webinar edukasi kesehatan bertajuk retinopati diabetik. Acara ini mengundang narasumber dr. M. Firmansjah, Sp.M(K) selaku dokter spesialis mata dengan subspesialisasi di bidang retina. Harapan dari kegiatan ini agar masyarakat memahami ganngguan yang ada di mata akibat dari dibetes mellitus.

Pada kesempatan tersebut, dr. Firmansjah menekankan pentingnya kolaborasi antara dokter dan pasien dalam mencegah dan menangani retinopati diabetik. Screening mata sebaiknya dilakukan sedini mungkin sejak diagnosis diabetes mellitus ditegakkan. Pengendalian gula darah, tekanan darah, dan kadar lemak darah merupakan kunci utama untuk mencegah dan menangani penyakit ini.

Acara ini ditutup dengan tanya jawab yang dipandu oleh dr. Mutia Khanza selaku moderator webinar. Tanya jawab berlangsung dengan interaktif dan penuh antusias dari para peserta. Melalui acara ini, diharapkan para peserta dan masyarakat luas bisa lebih memahami dan mewaspadai retinopati diabetik, sehingga kebutaan akibat penyakit ini dapat dicegah. (Indri, Firman dan Mutia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *