Agustus 11, 2022

Dokter Patologi Klinik FK Unair Edukasi Pentingnya Pemeriksaan Laboratorium di Dokter Unair TV

SURABAYA – Dosen sekaligus Kepala Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Dr. dr. Yetti Hernaningsih, Sp.PK (K) memberikan pencerahan bagi masyarakat umum terkait pemeriksaan laboratorium.

Edukasi melalui program Dokter Edukasi di Dokter Unair TV, 15 Juli 2022 itu, dr Yetti mengatakan pentingnya pemeriksaan laboratorium.

“Ini sangat penting untuk menegakkan diagnosis. Bisa dilakukan langsung oleh pasien dengan mendatangi laboratorium mandiri atau atas saran dari dokter. Pemeriksaan ini penting untuk memantau suatu penyakit dan melakukan pengobatannya,” kata dr Yetti dalam edukasi tentang Apa Saja Persiapan dan yang Perlu Diketahui Sebelum Periksa Laboratorium.

Biasanya saat pemeriksaan itu ada beberapa spesimen yang diperiksa misalnya darah, urine, feses dan cairan upnormal yang ada pada bagian tubuh misalnya di rongga perut, tenggorokan, otak dan sebagainya.

“Jadi memang ada spesimen-spesimen yang bisa dijadikan diagnosa suatu penyakit,” tandasnya.

Karena ini pemeriksaan sangat penting untuk mendiagnosa dan menentukan langkah pengobatan, maka ada parameter yang dibutuhkan.

Dikatakan dr Yetti ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien agar hasil benar-benar sesuai dan tidak salah diagnosa. “Agar valid dan akurat, proses baik dan terukur serta terkontrol,” tandasnya.

Salah satunya adalah persiapan puasa bagi pasien. Biasanya dokter akan menyarankan pasien puasa antara delapan hingga 12 jam yang disesuaikan dengan jenis pemeriksaannya.

Puasa ini penting untuk menggambarkan kondisi tubuh yang sebenarnya. “Agar tidak mengalami positif palsu atau negatif palsu,” tukasnya.

Dan dr Yetti mengingatkan puasa ini harus dilakukan dalam keadaan istirahat tanpa aktivitas apapun. Karenanya puasa dilakukan saat hendak tidur malam. “Kalau disnjurkan puasa 8 jam maka dari pukul 22.00 sudah tidak makan dan pemeriksaan dilakukan pagi pada pukul 06.00 WIB,” jelss dr Yetti.

Saat puasa ini, pasien hanya diperbolehkan minum air putih tanpa ada campuran pemanis dan sejenisnya. Juga tidak boleh merokok dan sejenisnya.

“Selain itu pemeriksaan tidak boleh dilakukan saat pasien berpuasa sunnah atau wajib. Karena prosedur puasanya berbeda. Puasa lebih dari 14 jam juga tidak disarankan melakukan pemeriksaan karena membuat kondisi PH darah menjadi lebih asam,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *