Dokter FK UNAIR Edukasi Sanitasi Ponpes Metal Sekaligus Sediakan Sumber Air Bersih

Tim Dokter dari Departemen Parasitologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga melakukan pengabdian masyarakat ke Pondok Pesantren Metal (Menghapal Ayat-ayat Al Qur’an) Muslim Al-Hidayah, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Pengmas kali ini berfokus pada sanitasi yang erat kaitannya dengan infeksi parasit yang mempengaruhi kesehatan usus.
Kunjungan dilakukan selama 4 kali. Pada kunjugan pertama, 16 April 2021 tim yang dikoordinir oleh Sri Wijayanti S., dr., M.Imun melakukan pengambilan sampel feses. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi infeksi parasit pada santri.
Selain itu juga dilakukan pengambilan data pemeriksaan konjungtiva, tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui proses tumbuh kembang santria. Ini untuk menilai pertumbuhan mereka sesuai dengan usia dan untuk mengetahui adanya hubungan dengan parasit yang menginfeksi para santri.
Diketahui pula bahwa pondok pesantren Metal Muslim memiliki kendala air bersih yang juga dapat menjadi salah satu sumber penularan infeksi parasit usus pada santri.

Hasil dari pemeriksaan sampel ini dilaporkan ke pihak pondok pada kunjungan kedua yakni pada tanggal 27 Agustus 2021. Dari penelitan yang dilakukan disimpulkan bahwa dari 54 sampel yang dikumpulkan santri 70,4% diantaranya terinfeksi usus. Jumlah ini tergolong tinggi mengingat jumlah santri yang ada sebanyak 90 orang.
Koordinator pengmas menuturkan, karena prevalensi yang cukup tinggi ini, Tim pengmas dari Departemen Parasitologi FK UNAIR memberikan obat anti cacing pada santri. “Kami juga berkoordinir dengan pihak puskesmas setempat untuk langkah selanjutnya,” terang Dokter Yanti.
Tak hanya upaya kuratif, upaya preventif juga dilakukan dengan pemberian edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Santri diberi ber informasi parasit terutama parasit yang menginfeksi usus.
“Tak ketinggalan tips pencegahan terinfeksi parasit, salah satunya adalah dengan mencuci tangan dengan sabun makan dan setelah BAB. Membuang sampah pada tempatnya, memotong kuku tangan dan kaki secara berkala, dan menggunakan alas kaki saat berada di luar rumah,” ungkapnya.

Pada kunjungan berikutnya, tanggal 10 September 2021, dilakukan kegiatan teknologi penyehatan air. Ini guna memutus rantai penularan dan pencegahan penyakit parasit. Kegiatan ini menggandeng Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya.
“ Dari sini kami menemukan dua titik sumber air masuk kategori air bersih dan dapat dikonsumsi. Pihak BBTKLPP Surabaya juga telah memberikan asupan dan komitmen untuk langkah penyehatan dan ketersediaan air bersih di pondok selanjutnya,” tambahnya.
Tim FK UNAIR juga sempat berdiskusi dengan BBTKLPP Surabaya, Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, dan Puskesmas Rejoso mengenai persoalan yang dihadapi di Ponpes Metal ini. Dari diskusi ini disimpulkan bahwa infeksi protozoa usus pada santri disebabkan oleh rendahnya PHBS santri. Karenanya ini juga masuk sebagai masukan kepada pihak ponpes untuk dilaksanakan kedepannya. (ISM)