Dokter FK Unair Edukasi Penyebab Kanker Nasofaring dalam Tayangan Dokter Unair TV

SURABAYA – Mengonsumsi makanan yang diasinkan seperti ikan asin dan telur asin bisa menyebabkan kanker nasofaring. Hal ini karena makanan yang diasinkan menghasilkan nitrosamin. Nitrosamin sendiri merupakan senyawa karsinogen linkungan.
Ini disampaikan oleh dokter ahli telinga hidung tenggorokan-kepala leher (THT-KL) FK Unair Dr dr Achmad Chusnu Romdhoni, SpTHT-KL dlaam tayangan Dokter Edukasi, DokterUnairTV, 4 Maret 2022.
“Nitrosamin mampu mengubah pertahanan tubuh yang awalnya baik-baik saja akhirnya menjadi tubuh itu rentan terhadap terjadinya kanker nasofaring,” jelasnya dalam sesi talkshow yang bertajuk Mengenali Gejala Kanker Nasofaring.
Tidak hanya makanan yang diolah dengan diasinkan, makanan yang diolah dengan dibakar juga bisa memicu munculnya kanker nasofaring. Karenanya juga disarankan untuk membatasi konsumsi jenis-jenis makanan tersebut.
Konsumsi makanan yang tidak sehat merupakan salah satu faktor lingkungan pencetus kanker nasofaring. Namun Selain faktor lingkungan, ada dua faktor lain yang juga menjadi pencetus. Antara lain faktor genetik.
“Kanker nasofaring bukan penyakit yang diturunkan. Tapi karena ada gen yang sama, maka yang bersangkutan memiliki kerentanan untuk terjadi kanker nasofaring. Tapi apakah nanti pasti terjadi kanker nasofaring, jawabannya tidak,” tambah Wakil Dekan 1 FK Unair ini.
Selain itu, paparan Virus Ebstein Bar juga menjadi faktor pemicu kanker yang menyerang area pernapasan bagian atas ini. Namun virus ini sudah menjadi endemik di mana hampir 80 persen orang dewasa di Asia pernah terpapar virus ini meski dalam skala yang rendah.
“Sehingga yang bisa dilakukan adalah mengontrol faktor resiko yang berasal dari lingkungan termasuk menjaga pola makan dan pola hidup sehat,” tambahnya.
Secara global, kanker nasofaring menempati urutan ke 4 ke 5 terbanyak di dunia. Di spesialisasi THT KL sendiri, kanker ini merupakan penyakit dengan keganasan tertinggi. 60-70 kanker di kepala dan leher merupakan Kanker Nasofaring.
Di Indonesia sediri, angka kejadian berdasarkan publikasi Tahun 2012 adalah 6,2 persen per 100 ribu populasi. Sehingga jika populasi penduduk di Surabaya sebanyak 3 juta orang, paling tidak ada 600 orang yang menderita kanker nasofaring.