Juli 31, 2023

Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Pap Smear Gratis untuk Masyarakat Ngoro, Mojokerto

Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker terbanyak di Indonesia. Hal ini dikarenakan 75 persen penderitanya ditemukan pada stadium lanjut. Prihatin akan hal ini, Departemen Patologi Anatomik (PA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) menyediakan layanan pemeriksaan Pap Smear Gratis kepada 100 wanita di Kecamatan Ngoro, Mojokerto, Sabtu, 29 Juli 2023.

Layanan Pap Smear gratis ini dilakukan di di RSIA Mawadah, Ngoro. Dokter spesialis PA FK UNAIR kompak untuk turun menangani langsung. Mereka juga dibantu oleh tenaga kesehatan (Nakes) di sana.

Ketua Departemen PA FK UNAIR, dr. Dyah Fauziah, Sp.P.A., Subsp.S.M(K) menjelaskan, sebelum kegiatan ini dilakukan, Para nakes ini diberikan penyuluhan tata laksana ap smear secara daring pada Selasa, 25 Juli 2023.

Selain penyuluhan, mereka juga diberikan pemaparan mengenai kanker serviks dan pentingnya deteksi dini. Harapannya, ilmu yang dimiliki bisa disebarluaskan kepada pasien RSIA Mawadah dan masyarakat lain.

Tak berhenti di situ, sebelum pemeriksaan gratis dilakukan, pasien juga diberikan penyuluhan dengan topik yang sama. Penyuluhan diberikan oleh Dr. Anny Setijo Rahaju, dr., Sp. P..A(K)

Ini tak lepas dari masih tingginya angka kanker serviks di Indonesia. Setidaknya ada 2-3 kasus kanker serviks baru per jam. Artinya setiap tahun ada 20.928 kasus baru. Ini menempatkan kanker serviks sebagai salah satu penyebab kematian wanita tertinggi di Indonesia.

Pap Smear menjadi metode deteksi dini kanker serviks paling akurat saat ini. Pap Smear mampu mendeteksi kelainan sel sejak fase awal pra kanker.

“Semakin cepat ditemukan, maka tingkat kesembuhannya juga tinggi. Jika kanker ditemukan di fase pra kanker, kesembuhan bisa sampai 100 persen,” ujarnya.

Di sinilah pentingnya Pap Smear perlu dilakukan secara rutin. Sehingga gejala kanker ini sudah bisa tertangani pada fase pra kanker.

“Berdasarkan rekomendasi dari American Cancer Society. Sebaiknya kanker dilakukan satu tahun sekali,” tambah Dyah.

Dyah mengakui, tak sedikit wanita yang enggan melakukan Pap Smear karena merasa risih. Tak mengherankan karena pemeriksaan dilakukan di daerah vital. Kendati demikian, lebih baik menahan perasaan tidak nyaman sebentar demi memastikan kesehatan yang dampaknya jangka panjang.

Pap smear dan penyuluhan kanker serviks ini merupakan rangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen PA FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo. Selain di Mojokerto, pengmas yang sama juga dilakukan di Bangkalan, Madura pada pekan sebelumnya. (ISM)