Delapan Dekan FK di Surabaya Duduk Bersama, Bahas Perkembangan Pendidikan Dokter dari Program Spesialis Hingga Kualitas Lulusan

Delapan Dekan Fakultas Kedokteran se Surabaya duduk bersama di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Senin (23/5). Pertemuan ini diadakan untuk membahas perkembangan pendidikan dokter di Surabaya, mulai dari kualitas lulusannya hingga perkembangan program spesialis.
Delapan dekan ini mencakup dekan dari FK Universitas Surabaya, Universitas Ciputra, Universitas Katolik Widya Mandala, Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya. Selain itu juga ada , Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Hang Tuah, Universitas Wijaya Kusuma dan tentunya FK UNAIR.
Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG(K) menuturkan, tiga poin yang dibahas dalam pertemuan ini. Antara lain adalah strategi agar kelulusan calon dokter dalam Ujian Kompetensi Profesi Pendidikan Dokter (UKMPPD) di Surabaya bisa mencapai rata-rata 90 persen. Target ini dengan catatan tidak mengabaikan kualitas lulusannya.
“Kita upayakan bersama bagaimana seminimal mungkin ada retaker dalam UKMPPD khususnya kelas besar dan lulus 90 persen lebih kalau bisa 100 persen hingga maksimal empat kali mengulang saja,” terangnya.
Salah satunya dengan membawa hasil diskusi ini pada Musyawarah Nasional FK Se Indonesia yang akan diadakan tanggal 12 Juni mendatang. Salah satu usulan yang dibawa adalah dengan mengembalikan waktu profesi UKMPPD dari tiga tahun ke lima tahun.
“Kami juga mohon dukungan ke depan agar Asosiasi Pendidikan Kedokteran di Indonesia (AIPKI) tahun 2022-2025, Surabaya bisa memimpin,” tambah Dekan.
Poin selanjutnya yang dibahas adalah mengenai perizinan pendidikan spesialis bagi fakultas kedokteran dari universitas swasta yang terakreditasi A. Dekan mendukung program tersebut. Apalagi ini akan membantu penyediaan dokter spesialis. Khususnya dalam memeratakan spesialis ke daerah yang banyak membutuhkan spesialis tertentu seperti anestesi, Bedah Thorax Kardiak dan Vaskular dan Jantung.
“Kami meskipun dalam tanda kutip dari universitas negeri tidak akan menghalang-halangi akan dibentuknya prodi spesialis di universitas swasta. Sebaliknya kami mendukung karena ini juga masuk dalam upaya Academic Health System (AHS) yang tujuannya memeratakan kualitas pendidikan di Indonesia,” tukasnya.
Terakhir adalah bagaimana lulusan dokter di Surabaya ini menghasilkan lulusan berkualitas yang langsung terserap lapangan kerja. (ISM)