Maret 31, 2023

Beri Kuota PPDS Putra Daerah, FK UNAIR – UB Teken MoU dengan Pemkab Gresik – Sumenep

Masih dalam upaya pemerataan dokter spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) kembali meneken MoU penerimaan PPDS. Yang terbaru dilaksanakan dengan Pemerintah Kabupaten Gresik dan Sumenep juga Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB), Kamis, 30 Maret 2023.

Melalui MoU ini, putra daerah yang dikirimkan oleh dua kabupaten ini akan mengambil studi spesialis di FK UNAIR maupun FK UB. Calon PPDS ini mendapatkan beasiswa dari Pemkab dan Dinas Kesehatan sebesar 1 Miliyar per orang. Setelah lulus mereka diwajibkan untuk mengabdi ke daerah dengan rumusan N +3, hitungan masa pendidikan ditambah tiga tahun.

Penerimaan PPDS afirmasi ini masuk dalam payung Academic Health System. Di mana Fakultas kedokteran yang memproduksi dokter bersinergi dengan pemerintah, rumah sakit, dinas kesehatan dan stakeholder lain untuk memecahkan persoalan kesehatan di Indonesia.

“Momentum ini membuktikan bahwa program AHS bukan hanya hitam diatas putih. Bukan hanya melakukan rapat-rapat saja dan memberikan kinerja yang nyata. Kami dari AHS wilayah 5 dimana FK UNAIR sebagai koordinatornya berkomitmen serius dengan adanya program yang baik ini,” ujar Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Subps. F.E.R dalam sambutannya di Aula FK UNAIR.

Penandatanganan Kerjasama oleh Dekan FK UNAIR dan Bupati Gresik didampingi oleh Wakil Rektor UNAIR Bidang Internasionalisasi dan Digitalisasi dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (dari kiri ke kanan : Kepala Dinkes Jawa Timur, Dekan FK UNAIR, Bupati Gresik dan Wakil Rektor UNAIR Bidang IDI)

Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, S.E. menyebutkan sebagai langkah awal,pihaknya akan mengirimkan lima dokter dari Pulau Bawean untuk menempuh pendidikan dokter spesialis di FK UNAIR & UB. Setelah lulus mereka akan ditempatkan di RSUD Umar Mas’ud, Bawean.

“Beasiswa spesialis ini untuk memenuhi kebutuhan spesialis medik dasar meliputi penyakit dalam, obstetri & ginekologi, jantung, anestesi, bedah dan anak. Kami berharap melalui ini, hak kesehatan masyarakat kepulauan sama dengan masyarakat di daratan,” ujarnya.

Selama ini rumah sakit umum daerah di Gresik bertumpu pada dokter spesialis kiriman. Seperti dari provinsi selama tiga bulan dan kementerian delapan bulan masa tugas. Sehingga kekosongan dokter spesialis kerap terjadi.

Penandatanganan Kerjasama oleh Dekan FK UNAIR dan Bupati Sumenep didampingi oleh Wakil Rektor UNAIR Bidang Internasionalisasi dan Digitalisasi (dari kiri ke kanan : Dekan FK UNAIR, Bupati Sumenep dan Wakil Rektor UNAIR Bidang IDI)

Sementara itu, Sumenep memiliki 126 pulau yang masyarakatnya kesulitan mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Mereka bergelut dengan jarak tempuh yang jauh hingga tingginya biaya transportasi laut untuk sampai ke rumah sakit rujukan di daratan. Seperti masyarakat dari Masalembu yang membutuhkan 22 jam perjalanan laut untuk sampai ke rumah sakit.

“Di sini kami sampaikan apresiasi luar biasa kepada FK UNAIR yang jauh sebelum ini selalu hadir untuk masyarakat kepulauan kami melalui RS Terapung Ksatria Airlangga,” tambah Bupati Sumenep, Achmad Fauzi menyebut.

Kendati demikian, Sumenep harus memikirkan solusi jangka panjang sehingga ada dokter spesialis yang bisa ditempatkan di rumah sakit Abuya, Kangean, pulau paling besar di Sumenep.

“Saat ini hanya ada empat dokter spesialis yang ada di rumah sakit baru kami ini. Sementara masyarakatnya 250 ribu jiwa. Karenanya kami upayakan pemenuhan spesialis sehingga rumah sakit ini bisa berjalan,” tukasnya. (ISM)