November 16, 2021

Akhir Tahun Prokes Jangan Turun, Perkuat Imun Antisipasi Varian Baru

Akhir tahun ini, angka kasus COVID-19 menunjukkan data yang membahagiakan. Berdasarkan data per 7 November Tahun 2021, jumlah kasus aktif nasional menunjukkan angka 10.825. Artinya positivity rate Indonesia berada di angka (0,25 persen) dengan penambahan kasus positif sebanyak 444 kasus.

Dengan perhitungan ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit adalah badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat (CDC) menetapkan Indonesia dalam kategori level 1 yang artinya resiko penularan COVID-19 rendah. Namun jangan lengah dulu, karena ancaman varian baru ada di depan mata.

Hal ini yang disampaikan oleh Dokter Vemaniarti Lian Pravitasari dalam 68th AWCS (Airlangga Webinar Conference Series) 3rd AESCULAP (Airlangga Educative Symposium, Current Update and Leading for All Physician) memperingati Dies Natalis FK UNAIR Ke 108 FK UNAIR, Minggu (14/11). Varian Delta Plus AY. 4.2, yang disebut jauh lebih berbahaya dari varian Delta sudah sampai di negara tetangga, Malaysia. Varian baru ini sangat mungkin juga akan sampai ke Indonesia ika tidak diantisipasi. Apalagi saat libur natal dan tahun baru nanti, ancaman gelombang Ke 3 Kasus COVID-19 sangat mungkin terjadi.

“Berkaca dari pengalaman negara lain dan libur panjang tahun sebelumnya, kelalaian protokol kesehatan dan kurang terkendalinya mobilitas dapat memicu lonjakan kasus,” terangnya.

Dokter Vemaniarti Lian Pravitasari saat menjelaskan data capaian vaksinasi yang ada di Indonesia dalam acara Webinar 68th AWCS 3rd AESCULAP memperingati Dies Natalis FK UNAIR Ke 108 FK UNAIR

Apalagi, cakupan vaksinasi menuju kekebalan kelompok atau herd immunity kita masih rendah. Untuk dosis kedua, capaian vaksinasi Indonesia masih di angka 79 juta dosis atau 38,10 persen dari target capaian populasi 280 juta orang atau 70 persen. Padahal vaksinasi memegang peranan krusial dalam peningkatan imun tubuh untuk melawan paparan Virus COVID-19.

Karenanya, diperlukan upaya aktif baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk mencegah gelombang tiga ini terjadi. Selain terus menggalakkan vaksinasi, peran masyarakat menjadi ujung tombak dalam menghambat kondisi pandemi ini yakni dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

“5M harus terus dipatuhi dengan konsisten. Mulai dari memakai masker dengan benar, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak minimal 1 meter, menghindari kerumunan serta membatasi mobilitas,” tambah dokter yang baru dilantik 3 November lalu.

Selain itu, meningkatkan imunitas juga bisa masuk sebagai upaya pencegahan terpapar virus COVID-19. Upaya meningkatkan imunitas ini bisa dilakukan antara lain dengan mendorong kebiasaan hidup bersih dan sehat, serta mengkonsumsi makanan yang bernutrisi seimbang kaya vitamin dan antioksidan dan mineral, serta menjaga kebersihan makanan.

Upaya menjaga imunitas juga bisa dilakukan dengan tidur yang cukup, mengurangi tingkat stress, serta tetap aktif berolahraga dan beraktifitas di luar ruangan, berjemur dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. (ISM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *